"Itu benar-benar membingungkan bahwa kebanyakan kasus tidak dapat dikaitkan dengan pasar," terangnya.
"Tetapi mengetahui apa yang kami ketahui tentang virus sekarang, itulah yang kami harapkan - karena banyak orang hanya sakit ringan, jadi mereka akan berada di komunitas menularkan virus ke orang lain dan kasus yang parah akan sulit dikaitkan dengannya satu sama lain,” lanjutnya.
Studi itu juga semakin fokus pasar itu sendiri. Para ilmuwan membuat peta sampel - usapan cairan dari saluran air dan di kios pasar - yang dites positif terkena virus.
"Sebagian besar sampel positif berkerumun di sekitar sisi barat daya pasar," jelasnya.
"Dan di sanalah kami melaporkan spesies seperti anjing rakun yang dijual,” ujarnya.
"Jadi kami mendapat konfirmasi bahwa hewan yang sekarang kami ketahui rentan [terhadap Sars-Cov-2, virus yang menyebabkan Covid-19] dijual di sana pada akhir 2019,” lanjutnya.
Penelitian pemetaan kasus Covid-19 ini menemukan bahwa sebagian besar pasien awal - yang tidak memiliki koneksi ke pasar, yang berarti mereka tidak bekerja atau berbelanja di sana - ternyata tinggal di dekatnya.
Prof Michael Worobey, penulis utama dan ahli biologi dari University of Arizona mengatakan ini mendukung gagasan bahwa pasar adalah pusat epidemi, dengan penjual terinfeksi terlebih dahulu dan memicu rantai infeksi di antara anggota masyarakat di daerah sekitarnya.