MOSKOW - Rusia tengah mengembangkan kebijakan luar negeri baru dengan peran besar Afrika di dalamnya saat sejumlah negara Barat memberlakukan sanksi terkini kepada Moskow yang mengakibatkan putusnya hubungan politik dan bisnis.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat konferensi pers gabungan dengan Presiden Uganda Yoweri Museveni dikutip dari Kantor Berita Sputnik pada Rabu (27/7/2022) mengatakan pedoman kebijakan luar negeri baru yang dikembangkan oleh Kremlin harus mencakup ketetapan untuk mengembangkan hubungan antara Rusia dan negara-negara Afrika terlepas dari tindakan yang dilakukan negara-negara Barat.
Menlu menegaskan kebijakan Barat saat ini, sebagian besar berusaha mengisolasi Moskow dan memberi sanksi, telah mendorong penekanan yang lebih besar kepada Afrika dalam pedoman kebijakan luar negeri yang akan diterbitkan.
Baca juga: Menlu Rusia: Geografi Sudah Berbeda, Perluas Wilayah Perang Lampaui Donbas
"Kami memiliki prinsip dan hubungan jangka panjang yang tidak bergantung pada situasi global saat ini dan tampaknya, pekerjaan kami di bidang hubungan dengan sejumlah negara Afrika akan berkembang. Tapi mengingat situasi dan kegiatan sekarang yang dilakukan oleh Barat, secara obyektif peran benua Afrika akan terus tumbuh dalam urusan kami,” terangnya, dikutip Antara.
Baca juga: Menlu Rusia Walk Out dari G20 Bali Usai Diteriaki Agresor dan Penjajah
Dia menambahkan terlepas dari kepentingan Afrika yang semakin meningkat dalam pekerjaan Kementerian, Barat secara efektif "menarik diri mereka sendiri".
Lavrov menegaskan sebagai penambahan untuk mendorong kerja sama dengan benua Afrika dalam pedoman kebijakan luar negeri Rusia, pemerintahnya juga mempersiapkan KTT Rusia-Afrika kedua setelah yang pertama sukses dilaksanakan pada 2019 di Sochi, Rusia.