BANYUWANGI - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memetakan potensi bahaya kebencanaan yang muncul di Gunung Raung. Apalagi dalam beberapa hari terakhir pasca peningkatan status gunung menjadi waspada, aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.332 mdpl itu kian meningkat.
Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Oktory Prambada, meminta masyarakat tidak panik dan mengenali karakteristik aktivitas vulkanik di Gunung Raung.
"Tidak usah terlalu panik, efek paling ini sekarang ketika erupsi ada abu, tapi juga enggak signifikan seperti kemarin juga, abu yang terendah tipis sekali," kata Oktory Prambada saat dikonfirmasi wartawan pada Senin pagi (1/8/2022).
Ia menambahkan, bahaya potensi erupsi yang ditimbulkan gunung ini berupa luncuran material lava pijar dan abu vulkanik yang keluar dari kawah Gunung Raung. Mengingat saat ini aktivitas kegempaan tremor terus terjadi dengan intensitas yang sering.
"Kondisi saat ini Gunung Raung lagi tremor, demam kalau orang itu, bukan pada kondisi ideal yang normal untuk Gunung Raung. Melihat kondisi terkini potensi bahaya yang bisa muncul itu berupa lontaran material pijar dalam kawah, kemudian erupsi tiba-tiba berskala kecil, abu vulkanik hasil erupsi, itu tadi tergantung kekuatan arah angin jika terjadi erupsi," ujarnya.
Kendati terjadi peningkatan aktivitas, PVMBG masih menetapkan radius aman dari puncak kawah Gunung Raung mencapai 3 kilometer. Radius itu dirasa cukup aman dan menjadi bagian dari jarak aman jika sewaktu-waktu ada aktivitas vulkanik yang muncul.
"Rekomendasi tetap sama, tidak melakukan aktivitas apapun di radius 3 kilometer, kecuali staf PVMBG dalam upaya mitigasi. Radius harus dipatuhi, tidak ada pemukiman, tidak ada hutan jadi jika rekomendasi ini dipatuhi tidak akan ada dampak dari fase krisis Gunung Raung," katanya.
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News