JOHANNESBURG – Penduduk kotapraja dekat Johannesburg, Afrika Selatan (Afsel) telah membakar rumah para migran yang mereka yakini bekerja secara ilegal di bekas tambang lokal.
Ini terjadi setelah kemarahan yang meluas usai sekelompok besar penambang dituduh melakukan pemerkosaan beramai-ramai terhadap delapan wanita pekan lalu.
Puluhan orang ditahan oleh polisi sehubungan dengan penyerangan itu, tetapi tidak ada yang didakwa melakukan pemerkosaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemiskinan telah menjadi salah satu pendorong serangan xenofobia.
Beberapa orang percaya - apakah benar atau salah - bahwa orang asing adalah penyebab banyak kesulitan mereka.
Baca juga: 84 Orang Ditangkap Setelah Insiden Rudapaksa Ramai-Ramai 8 Wanita
Orang-orang di Kagiso mengatakan para penambang asing - yang dikenal secara lokal sebagai Zama Zamas - bertanggung jawab atas kejahatan di daerah tersebut. Serangan seksual pekan lalu di dekat Krugersdorp memicu ketegangan dan penduduk menyerukan demonstrasi.
Baca juga: Selidiki Kematian Misterius 21 Remaja di Kedai Minuman, Polisi Afsel Tangkap 3 Orang
"Saya takut pergi ke toko. Polisi kami tidak melakukan apa-apa,” terang seorang warga kepada BBC, menjelaskan motivasi di balik protes itu.
"Biarkan mereka berhenti melakukan apa yang mereka lakukan," kata wanita lain, menyalahkan para migran atas serangan kekerasan.
Pada Kamis (4/8/2022) pagi, polisi, baik di darat maupun di helikopter, menembakkan granat kejut dan peluru karet untuk membubarkan massa yang marah yang mengejar para penambang.