CHINA - China digadang-gadang akan memasuki era pertumbuhan penduduk yang negatif. Dengan tingginya biaya mengasuh anak dan norma sosial yang mapan untuk keluarga kecil, pemerintah tampaknya tidak siap untuk membalikkan gelombang demografis yang tak terhindarkan dari populasi yang terus menurun dan menua.
Qiushi , jurnal teoretis terkemuka Partai Komunis China, menerbitkan sebuah artikel berjudul “Menulis bab baru pekerjaan populasi untuk zaman baru,” yang dikaitkan dengan Kelompok Kerja Partai dari Komisi Kesehatan Nasional. Artikel tersebut dengan jelas menggambarkan dilema mendasar China. Yakni tingkat kesuburan yang rendah telah menjadi “faktor risiko paling penting” yang mempengaruhi perkembangan penduduk China yang menghadapi “perubahan yang mendalam dan kompleks.”
Baca juga:Â Â Resesi Seks Ancam China, Apa Itu?
Menurut artikel tersebut, periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) adalah titik balik penting (dan tidak menguntungkan) di mana pemerintah harus menangani masalah-masalah ini dan kejatuhan ekonominya.
Baca juga:Â Resesi Seks, Diperburuk Pandemi Covid-19 dan Tren Online
Dikutp SupChina, penurunan besar dalam tingkat kelahiran yakni jumlah total kelahiran pada 2021 adalah 10,62 juta, turun 1,38 juta dibandingkan dengan 2020. Dari 2017 hingga 2021, jumlah kelahiran di beberapa tempat di China dengan populasi besar seperti Henan, Shandong, Hunan, Jiangxi, Shandong, Anhui, dan provinsi serta wilayah lainnya turun lebih dari 40%.
Sementara itu, penurunan kesediaan wanita melahirkan anak menurut data Komisi Kesehatan Nasional juga ikut menurun. Rasio rata-rata wanita usia subur yang ingin melahirkan anak menurun dari 1,73 pada 2019 menjadi 1,64 pada 2021. Di antara wanita yang lahir setelah 1990 dan 2000, rata-rata bahkan lebih rendah pada 1,54 dan 1,48, masing-masing.
Follow Berita Okezone di Google News