Share

'Resesi Seks' China, Perjuangan Putus Asa untuk Miliki Lebih Banyak Bayi

Susi Susanti, Okezone · Selasa 23 Agustus 2022 11:08 WIB
https: img.okezone.com content 2022 08 23 18 2652638 resesi-seks-china-perjuangan-putus-asa-untuk-miliki-lebih-banyak-bayi-y4xaGeVxH9.jpg Ilustrasi kehadiran bayi dalam keluarga (Foto: SupChina)

CHINA - China digadang-gadang akan memasuki era pertumbuhan penduduk yang negatif. Dengan tingginya biaya mengasuh anak dan norma sosial yang mapan untuk keluarga kecil, pemerintah tampaknya tidak siap untuk membalikkan gelombang demografis yang tak terhindarkan dari populasi yang terus menurun dan menua.

Qiushi , jurnal teoretis terkemuka Partai Komunis China, menerbitkan sebuah artikel berjudul “Menulis bab baru pekerjaan populasi untuk zaman baru,” yang dikaitkan dengan Kelompok Kerja Partai dari Komisi Kesehatan Nasional. Artikel tersebut dengan jelas menggambarkan dilema mendasar China. Yakni tingkat kesuburan yang rendah telah menjadi “faktor risiko paling penting” yang mempengaruhi perkembangan penduduk China yang menghadapi “perubahan yang mendalam dan kompleks.”

Baca juga:  Resesi Seks Ancam China, Apa Itu?

Menurut artikel tersebut, periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) adalah titik balik penting (dan tidak menguntungkan) di mana pemerintah harus menangani masalah-masalah ini dan kejatuhan ekonominya.

Baca juga: Resesi Seks, Diperburuk Pandemi Covid-19 dan Tren Online

Dikutp SupChina, penurunan besar dalam tingkat kelahiran yakni jumlah total kelahiran pada 2021 adalah 10,62 juta, turun 1,38 juta dibandingkan dengan 2020. Dari 2017 hingga 2021, jumlah kelahiran di beberapa tempat di China dengan populasi besar seperti Henan, Shandong, Hunan, Jiangxi, Shandong, Anhui, dan provinsi serta wilayah lainnya turun lebih dari 40%.

Sementara itu, penurunan kesediaan wanita melahirkan anak menurut data Komisi Kesehatan Nasional juga ikut menurun. Rasio rata-rata wanita usia subur yang ingin melahirkan anak menurun dari 1,73 pada 2019 menjadi 1,64 pada 2021. Di antara wanita yang lahir setelah 1990 dan 2000, rata-rata bahkan lebih rendah pada 1,54 dan 1,48, masing-masing.

Follow Berita Okezone di Google News

Hasilnya adalah populasi akan terus menurun di China. Menurut Prospek Populasi Dunia (WWP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2022, China akan mengalami pertumbuhan populasi negatif untuk pertama kalinya pada 2023, dan hanya akan menjadi negara kedua setelah Jepang dengan jumlah penduduk 100 juta atau lebih mengalami pertumbuhan penduduk negatif.

Namun respons China terhadap bom waktu demografis ini lambat, terbatas, dan tidak terkoordinasi.

Artikel Qiushi menyatakan bahwa tugas penting untuk mengoptimalkan kebijakan kesuburan China akan menjadi tugas yang sangat menuntut yang membutuhkan “upaya jangka panjang dan sulit.” Pada Juni 2021, Dewan Negara mengeluarkan Keputusan tentang Optimalisasi Kebijakan Kelahiran yang menerapkan kebijakan tiga anak, dan menyerukan langkah-langkah pendukung untuk memberi insentif kepada pasangan muda untuk memiliki lebih banyak anak.

Artikel Qiushi mengatakan bahwa tugas terpenting saat ini adalah meningkatkan kebijakan dukungan kelahiran, dan layanan perawatan bayi dan anak.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini