Dia menggambarkan publikasi sebagai suara Ukraina, dan jendela dunia ke dalamnya.
"Kembali pada bulan Februari, ketika keadaan begitu tidak pasti, kami tidak tahu apakah sebagian besar negara akan diserang atau apakah kami akan dibunuh," katanya.
"Untuk tetap berada di sini, untuk bisa merayakannya, sangat berarti,” tambahnya.
Kesepakatan baru-baru ini, yang memungkinkan Ukraina sekali lagi mengekspor gandum melalui Laut Hitam, tetap menjadi satu-satunya terobosan diplomatik dalam perang ini.
Beberapa pihak melihat hal ini sebagai dasar untuk perjanjian damai akhirnya. Namun beberapa pihak lainnya menilai hal itu masih jauh dan Ukraina telah kehilangan kendali atas seperlima wilayahnya.
Untuk mempertahankan kemerdekaannya, negara ini akan bergantung pada bantuan dunia luar untuk beberapa waktu.
(Susi Susanti)