NEW YORK - Rencana kembalinya umat manusia ke Bulan untuk pertama kalinya sejak 1972 akan menghadapi uji coba pertama pada 29 Agustus hari ini waktu setempat dengan peluncuran misi Artemis 1 Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA). Ini adalah yang pertama dalam serangkaian misi yang bertujuan untuk menjejakkan kaki di tanah Bulan pada 2025 atau 2026.
Untuk pertama kalinya, satu perempuan dan satu orang kulit berwarna dipastikan akan bergabung dengan 12 pria kulit putih dalam kelompok astronot yang akan berangkat.
Pada usia 84 tahun, Profesor John Logsdon berharap dapat menyaksikan momen penting itu sekali lagi.
Pada 1969, bertahun-tahun sebelum menjadi ahli luar angkasa terkenal di dunia, sang fisikawan AS memperoleh akreditasi untuk peluncuran Apollo 11. Pesawat ruang angkasa itu menempatkan manusia pertama di Bulan: Neil Armstrong dan Buzz Aldrin.
Baca juga: Gawat! 2031 Bumi akan Dihantam Stasiun Ruang Angkasa
"Saya mendapat akses ke gedung pra-peluncuran dan melihat para astronot berjalan di dekat saya sebelum menaiki kendaraan yang membawa mereka ke landasan peluncuran," kata Profesor Logsdon kepada BBC.
Baca juga: NASA Kirim EMIT ke Luar Angkasa untuk Pelajari Partikel Debu
"Sekarang saya berharap untuk hidup lebih lama, supaya saya bisa melihatnya lagi,” lanjutnya.
Penjelajahan bulan kali ini akan terlihat sangat berbeda, berkat Nasa yang mendorong keberagaman gender dan rasial.
Perempuan dipastikan mendapatkan kursi di pesawat yang akan mendarat di bulan. Mereka mencakup setengah dari 18 astronot yang dipilih untuk program Artemis. Ada beberapa misi yang direncanakan.
Salah satu nama yang disebut-sebut oleh media sebagai favorit untuk Artemis 3 adalah Stephanie Wilson yang berusia 55 tahun. Ia adalah veteran dari tiga misi Pesawat Ulang-alik dan perempuan kulit berwarna kedua yang pergi ke luar angkasa.