Sementara itu, untuk mengatasi kekurangan pangan, Menteri Keuangan Miftah Ismail mengatakan Pakistan dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari saingan beratnya India.
Secara terpisah pada Senin (29/8/2022), Pakistan menerima dana talangan (bailout) sebesar USD1,1 miliar (Rp16 triliun) dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Uang itu ditujukan untuk membantu ekonomi yang kekurangan uang agar terhindar dari gagal bayar utangnya.
Bahkan sebelum banjir, Pakistan menderita krisis ekonomi dan telah bernegosiasi dengan IMF mengenai bailout.
Angka resmi yang dirilis dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan bahwa negara itu hanya memiliki cadangan mata uang asing yang cukup untuk sekitar satu bulan impor karena ekonominya berjuang dengan tingkat inflasi tahunan hampir 25%.
"Perekonomian Pakistan telah diterpa oleh kondisi eksternal yang merugikan, karena limpahan dari perang di Ukraina, dan tantangan domestik, termasuk dari kebijakan akomodatif yang mengakibatkan ketidakmerataan dan pertumbuhan yang tidak seimbang,” terang Wakil Direktur Pelaksana IMF Antoinette Sayeh dalam sebuah pernyataan tentang dana talangan USD1,1 miliar (Rp16 triliun).
IMF tidak menyebutkan masalah banjir di dalam pernyataan itu.
(Susi Susanti)