PAKISTAN - Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal mengatakan perkiraan awal menunjukkan banjir dahsyat yang melanda negara itu telah menyebabkan kerugian setidaknya USD10 miliar (Rp149 triliun).
Diketahui, banjir bandang yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh hujan monsun bersejarah telah menewaskan sedikitnya 1.136 orang dan mempengaruhi lebih dari 33 juta, lebih dari 15% populasi negara itu.
Hujan deras juga menghanyutkan jalan, tanaman, rumah, jembatan, dan infrastruktur lainnya.
"Saya pikir itu akan menjadi besar. Sejauh ini, sangat awal, perkiraan awal adalah bahwa itu besar, lebih tinggi dari USD10 miliar (Rp149 triliun)," terang Menteri Perencanaan Pakistan kepada kantor berita Reuters.
Baca juga: Banjir Parah Tewaskan 900 Orang dan Pengaruhi 4 Juta Warga, Pakistan Umumkan Keadaan Darurat
Iqbal menambahkan bahwa negara itu akan menghadapi kekurangan pangan yang serius dalam beberapa minggu dan bulan mendatang dan percaya bahwa banjir lebih buruk daripada yang melanda Pakistan pada 2010, yang paling mematikan dalam sejarah negara itu yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Baca juga: Banjir Bandang Pakistan Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang, WNI dalam Keadaan Selamat
Komentar ini muncul ketika menteri lainnya mengatakan bahwa sepertiga dari negara Asia Selatan telah tenggelam.
Pada Senin (29/8/2022), Menteri Perubahan Iklim negara itu Sherry Rehman menggambarkan situasi itu sebagai "bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh iklim dengan proporsi epik."
"Secara harfiah, sepertiga wilayah Pakistan saat ini berada di bawah air, yang telah melampaui setiap batas, setiap norma yang pernah kita lihat di masa lalu," ujarnya kepada kantor berita AFP.