Dan Morrison, seorang wartawan Amerika yang melakukan riset untuk buku soal pembunuhan tersebut yang berjudul The Prince and the Poisoner, berkata bahwa Benoyendra adalah "pria abad ke-20 yang merasa dia lebih pintar dari institusi era Victoria yang mendominasi India pada saat pembunuhan itu".
Pembunuhan di stasiun kereta itu, kata Morrison, adalah "sebuah plot pembunuhan yang sangat modern".
Senjata biologi mungkin telah dipakai sejak abad ke-6 SM ketika bangsa Asyur meracuni sumur-sumur musuh mereka dengan rye ergot, sejenis penyakit jamur.
Tapi dalam banyak hal, pembunuhan Amarendra sedikit banyak mengingatkan kita pada pembunuhan Kim Jong-nam, 45 tahun, saudara tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di bandara Kuala Lumpur pada 2017.
Dua perempuan, yang kemudian ditangkap, diketahui menyeka wajahnya dengan agen saraf mematikan.
Dalam kasus pembunuhan di stasiun kereta Howrah yang terjadi 88 tahun lalu dan nyaris terlupakan, pria yang membunuh sang pangeran dan senjata pembunuhnya — jarum suntik itu — tak pernah ditemukan.
(Erha Aprili Ramadhoni)