Tim Riken mengakui, penelitian mereka masih jauh dari sempurna. Peralatan yang mereka kembangkan, contohnya, dilengkapi baterai yang tenaganya cepat habis.
"Tenaga baterai dipasang pada robot kecil ini cepat habis, sehingga waktu eksplorasinya menjadi lebih singkat. Namun serangga cyborg ini aktif bergerak sehingga listrik yang dibutuhkan sebetulnya juga tidak begitu banyak," jelasnya.
Jepang terkenal sebagai negara yang sering mengalami gempa bumi. Badan Meterologi Jepang memperkirakan, ada sekira 5.000 gempa terjadi di negara itu setiap tahunnya.
Masyarakat umum kerap tidak menyadari tingginya frekuensi itu mengingat rendahnya skala gempa-gempa itu dan pusat-pusat gempa yang jauh dari daratan,
Badan itu melaporkan, sekira 3.800 gempa dengan kekuatan 3,0 hingga 3,9 Skala Richter tercatat setiap tahunnya di Jepang. Sementara itu, gempa dengan kekuatan 4,0 hingga 4,9 Skala Richter tercatat rata-rata 900 kasus dalam satu tahun.
(Rahman Asmardika)