JAKARTA - Tragedi tewasnya ratusan suporter Arema FC di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menimbulkan duka mendalam bagi dunia sepakbola Indonesia. Tak ayal, olahraga sejuta umat di bumi Nusantara tersebut membuat seluruh masyarakat mengalami luka mendalam atas tragedi tersebut.
Hal ini juga menjadi perhatian bagi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Ahmad Fahrur Rozi atau biasa disapa Gus Fahrur. Ia menyampaikan semua pihak harus introspeksi diri atas peristiwa mengenaskan yang menewaskan 125 orang menurut data kepolisian.
"Kita harus muhasabah, mengapa sepakbola yang seharusnya menyenangkan kok menjadi mengerikan?," ujar Gus Fahrur saat dikonfirmasi, Minggu (2/10/2022).
Gus Fahrur pun menilai budaya menonton sepakbola di stadion, sebagai hal yang harus dikaji ulang. Baginya, jika terus mengakibatkan peristiwa tragis seperti ini, menonton bola hanya membawa mudharat bagi siapapun.
"Masyarakat pecinta bola perlu berfikir lebih rasional dan dipertimbangkan pagi apa Maslahah dan Mafsadah menonton bola di stadion? Apakah masih perlu sampai mengorbankan nyawa, belum lagi meninggalkan kewajiban shalat bagi muslim. Mungkin lebih baik menonton di televisi saja," terang Gus Fahrur.
Ihwal penggunaan gas air mata yang diduga menyebabkan ratusan jiwa melayang tersebut, Gus Fahrur pun meminta dievaluasi secara menyeluruh. Ia berharap semua pihak yang bersalah harus ditindak dan dihukum.