Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Perwira Muda Kopassus saat Penumpasan Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulsel

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 05 Oktober 2022 |08:12 WIB
Kisah Perwira Muda Kopassus saat Penumpasan Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulsel
Kisah perwira muda Kopassus saat penumpasan pemberontakan Kahar Muzakkar. (Dok Kopassus)
A
A
A

Mereka langsung roboh diterjang timah panas kaliber 7,62 milimeter. Soegito lalu mendatangi korban yang katanya dari tembakan senjatanya, meski ia tidak terlalu yakin.

Sambil berdiri di depan mayat itu, lama Soegito termangu, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Benaknya berkecamuk, pikirannya menerawang tidak jelas, dan suara-suara halus bersahutan di batinnya saling berperang.

"Pertama kali saya bunuh orang meski saya tidak yakin betul apakah itu tembakan saya atau dari anggota yang lain," ucap Soegito saat itu.

Sejumlah anggota mengatakan tidak menembak ke arah sasaran itu. Misi pertama dan kontak senjata pertama, yang langsung menjatuhkan korban di pihak lawan. Bintaranya yang melihat perubahan sikap di dirinya setelah itu, kemudian menegur dan membesarkan hatinya. Dia bilang, lupakan saja kejadian tadi, karena begitulah hukumnya dalam bertempur, kalau kita tidak menembak maka kita yang ditembak.

"Saya merasa shock, saya tidak pernah menceritakan hal ini kepada teman-teman, bahkan sampai sekarang," ujar Soegito.

Tidak lama kemudian, dia mendapat kapabar bahwa Operasi Kilat dinyatakan selesai setelah Kahar Muzakkar berhasil ditembak mati pada 3 Februari 1965.

Mantan Dangrup 1 RPKAD ini dan teman-temannya ditarik ke Cijantung, dipulangkan dengan menumpang pesawat terbang. Setibanya di Cijantung, kelompok perwira ini langsung diminta mempersiapkan diri guna mengikuti fatihan komando di Batujajar.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement