Emin Koramaz, yang memimpin Persatuan Kamar Insinyur dan Arsitek Turki, menolak gagasan bahwa ledakan itu dapat digambarkan sebagai kecelakaan.
Dia menuduh di Twitter bahwa para penambang telah dikirim "ratusan meter ke bawah tanah tanpa mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, tanpa inspeksi dan tanpa menciptakan kondisi yang aman".
Ledakan yang terjadi pada Jumat (14/10/2022) di fasilitas di Laut Hitam juga menyebabkan 28 orang terluka.
Penyebab resmi ledakan itu belum diketahui. Pihak berwenang mengatakan jaksa Turki telah meluncurkan penyelidikan penyebab ledakan, dengan temuan awal menunjukkan itu disebabkan oleh fireamp, sebuah istilah yang mengacu pada metana yang membentuk campuran bahan peledak di tambang batu bara.
Kerabat korban tewas mengklaim mereka melaporkan bisa mencium bau gas selama lebih dari seminggu.
Keluarga yang marah menduga faktor gas mungkin berperan. Ayah dari seorang pria berusia awal 20-an yang tewas dalam ledakan itu mengatakan kepada Associated Press Pakistan bahwa putranya juga melaporkan bau gas selama 10 hari.