Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dokumen Ungkap Rencana Rahasia Inggris Bom Argentina pada Perang Falkland

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 19 Oktober 2022 |12:01 WIB
Dokumen Ungkap Rencana Rahasia Inggris Bom Argentina pada Perang Falkland
Pembom Avro Vulcak RAF. (Foto: Getty Images)
A
A
A

LONDON - Inggris mempertimbangkan untuk mengebom target di Argentina selama perang memperebutkan Kepulauan Falkland, atau Malvinas, menurut Argentina, pada 1982, menurut dokumen di Arsip Nasional Inggris. Jika diberi lampu hijau, serangan mendadak itu akan memecahkan rekor untuk jarak serangan pengeboman yang dilakukan oleh angkatan udara Inggris, Royal Air Force (RAF).

BACA JUGA: Rebutan Kepulauan Falkland, Argentina Adukan Inggris ke PBB

Rencana yang disiapkan oleh RAF menguraikan beberapa opsi untuk mengerahkan satu-satunya pembom Avro Vulcan dari pangkalan udara di Pulau Ascension, menerbangkannya ke Argentina selatan, menyerang target yang ditentukan, sebelum kembali ke tanah Inggris.

Rincian misi yang diusulkan diungkapkan dalam edisi terbaru majalah triwulanan The Aviation Historian, yang diterbitkan pada Sabtu, (15/10/2022). The Daily Telegraph mencetak laporan tentang cerita tersebut pada hari yang sama.

Rencana itu dibuat karena RAF sudah melakukan kampanye pengeboman jarak jauh dalam sejarah dunia, yang disebut Operasi Black Buck, yang menargetkan posisi Argentina di Falklands. Namun, London mempertimbangkan untuk menaikkan taruhan dalam konflik dengan menyerang target di Argentina dengan tepat.

BACA JUGA: AS Tidak Netral dalam Sengketa Falkland

Tiga kemungkinan rute pendekatan dan kembali diusulkan, lengkap dengan jadwal pengisian bahan bakar untuk pembom. Pesawat tempur dirancang untuk misi jarak menengah di Eropa, sehingga penggunaannya dalam serangan Black Buck membutuhkan pengisian bahan bakar di udara beberapa kali, sehingga menimbulkan tantangan logistik.

Dari tiga jalur yang dipertimbangkan, yang terpanjang sebenarnya yang paling sederhana. Setelah menyerang Argentina, pembom akan kembali ke Inggris melalui Pulau Paskah, Tahiti, Hawaii, daratan AS, dan Kanada.

Dua opsi lainnya akan membuat Vulcan terbang kembali ke Pulau Ascension, dengan beberapa pengisian bahan bakar tambahan di udara. Rute terpendek akan membutuhkan 13 kapal tanker udara untuk mendukung misi tersebut. Namun, kapal tanker ini sudah dibutuhkan untuk patroli anti-kapal selam Inggris, menambah lebih banyak kerumitan pada situasi.

Nilai militer dari operasi semacam itu, serta konsekuensi hukum dan diplomatiknya, menjadi bahan perdebatan dalam pemerintahan Perdana Menteri Margaret Thatcher.

“Itu akan sangat berbahaya, membutuhkan banyak pesawat dan mungkin tidak akan mancapai banyak hal,” kata Sir Lawrence Freedman, sejarawan resmi kampanye Falklands kepada The Telegraph.

Namun, sebelum rencana itu dijalankan, serangan Black Buck keenam telah terjadi. Selama misi 3 Juni, pembom Vulcan gagal mengerahkan salah satu dari empat rudal anti-radar Shrike yang dibawanya tetapi juga tidak dapat membuangnya.

Pesawat itu juga juga mematahkan probe pengisian bahan bakarnya dan harus melakukan pendaratan darurat di Rio de Janeiro, menempatkan pesawat dan senjata rahasianya, yang telah diberikan secara rahasia oleh Amerika Serikat (AS), di tangan junta militer Brasil. Butuh berhari-hari perselisihan oleh London dan Washington untuk mengamankan pembebasan pesawat dan awaknya tanpa insiden diplomatik.

Perang Falklands yang berlangsung selama 74 hari berakhir dengan kekalahan Argentina dan menyerahkan pulau-pulau yang disengketakan kepada Inggris. Konflik tersebut merenggut nyawa ratusan prajurit di kedua belah pihak. Efek dari serangan bom Inggris pada hasilnya tetap dalam perselisihan.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement