Pengunduran diri Jepang telah memberi ruang kepada Partai Komunis Malaya (PKM) untuk menguasai Malaya. PKM telah melancarkan serangan ke Malaya melalui kekerasan, mereka telah membunuh tiga manajer pertanian karet Eropa di Sungai Siput, Perak. Dengan demikian, pada bulan Juni 1948, Sir Edward Gent telah mengumumkan keadaan darurat atas Malaya. PKM tidak berhasil Malaya dan Inggris kembali berkuasa. Administrasi Militer Inggris atau BMA adalah antara akhir Perang Dunia II dan pembentukan Persatuan Malaya. Pada 1 April 1946, Inggris mendirikan Persatuan Malaya. Namun, ide ini mendapat perlawanan dari orang Melayu untuk penghapusan institusi kerajaan dan hak istimewa orang Melayu.
Kemunculan Tunku Abdul Rahman telah memberi hikmah bagi perjuangan kaum nasionalis Melayu ketika aksinya membentuk Partai Aliansi mulai membuka mata Inggris untuk mengizinkan orang Melayu memerintah negaranya sendiri. Persatuan antara tiga kelompok etnis besar yaitu Melayu, Cina dan India menyebabkan Perjanjian London yang ditandatangani pada tanggal 8 Februari 1956 dan telah memberikan tanda-tanda bahwa Malaya akan mencapai kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.
Sekembalinya Tunku Abdul Rahman Al-haj dari London Tunku telah membuat deklarasi kemerdekaan Malaya di Padang Bandar Hilir, Melaka pada tanggal 20 Februari 1956. Pada 27 Mei 1961, Tunku Abdul Rahman Putra Alhaj telah mengusulkan penggabungan lima koloni yaitu Malaya, Singapura, Sabah, Sarawak dan Brunei untuk membentuk sebuah negara baru.
Pada 9 Juli 1963, perwakilan pemerintah Inggris, Malaya, Sabah, Sarawak dan Singapura kecuali Brunei menyebabkan hal tersebut tidak dapat dihindari. Keinginan untuk membentuk negara yang disebut MALAYSIA tercapai pada 16 September 1963.
(Rahman Asmardika)