JAKARTA - Gletser di seluruh muka bumi - termasuk salah satunya di Papua - akan lenyap di 2050 karena perubahan iklim. Hal tersebut diungkapkan PBB dalam salah satu laporannya.Â
Sepertiga gletser yang berada di situs Warisan Dunia PBB akan mencair dalam kurun waktu tiga dekade ke depan, menurut laporan UNESCO. Demikian dilansir dari BBC.Â
Gletser terakhir Gunung Kilimanjaro akan lenyap seperti halnya gletser di pegunungan Alpen dan Taman Nasional Yosemite di Amerika Serikat. Mereka akan mencair terlepas apakah ada tindakan dunia untuk memerangi perubahan iklim, kata penulis laporan.
Sekitar 18.600 gletser telah teridentifikasi di 50 situs Warisan Dunia PBB. Bongkahan es raksasa ini mewakili hampir 10% gletser di muka Bumi, dan termasuk tempat-tempat wisata terkenal dan tempat suci bagi penduduk lokal.
"Semakin berkurang, dan hilangnya gletser adalah di antara bukti paling dramatis bahwa iklim bumi kian panas," kata laporan tersebut.
"Kami berharap ini kemungkinan yang salah, tetapi ini merupakan bukti ilmiah," kata pejabat proyek UNESCO, Tales Carvalho Resende, salah satu penulis laporan.
"Gletser adalah satu indikator perubahan iklim yang berharga, karena ada wujudnya. Ini sesuatu yang kita bisa benar-benar dapat lihat [penyusutannya]."
Dua pertiga sisa gletser di situs Warisan Dunia PBB bisa diselamatkan, dengan syarat dunia bisa membatasi pemanasan hingga 1,5 C, tambah laporan tersebut. Laporan PBB lainnya di pekan lalu menemukan bahwa dunia saat ini "tidak memiliki jalur yang kredibel" untuk mencapai itu.
Proyeksi tersebut dibangun berdasarkan laporan sebelumnya yang menggunakan model untuk menghitung bagaimana gletser di situs Warisan Dunia akan berubah seiring waktu.
"Yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah adalah, seberapa cepat ini akan terjadi," kata Beata Csatho, seorang ahli gletser dari Universitas Buffalo, yang tidak terlibat dalam penyusunan laporan ini.
"Di pertengahan 1900-an, gletser cukup stabil," katanya. "Kemudian, mengalami penyusutan yang sangat cepat."
Situs Warisan Dunia yang terdaftar memiliki gletser dan akan habis mencair pada 2050 antara lain:
- Hyrcanian Forests (Iran)
- Taman Nasional Durmitor (Montenegro)
- Taman Nasional Virunga (Republik Demokratik Kongo)
- Wilayah Huanglong Scenic and Historic Interest (China)
- Taman Nasional Yellowstone (Amerika Serikat)
- Taman Nasional Kenya (Kenya)
- Pyrenees Mont Perdu (Prancis, Spanyol)
- Taman Nasional Pegunungan Rwenzori (Uganda)
- Putorana Plateau (Russia)
- Swiss Tectonic Arena Sardona (Swiss)
- Taman Nasional Nahanni (Kanada)
- Taman Nasional Lorentz (Indonesia)
- Natural System Of Wrangel Island Reserve (Rusia)
- Taman Nasional Kilimanjaro (Tanzania)
- Taman Nasional Yosemite (Amerika Serikat)
- The Dolomites (Italia)
- Virgin Komi Forests (Rusia)
Komunitas lokal dan masyarakat adat akan menanggung bencana banjir yang disebabkan mencairnya gletser.
Laporan ini juga menyebutkan es yang mencair dari situs Warisan Dunia ini mungkin menyebabkan lebih dari 4,5% kenaikan muka air laut secara global antara tahun 2000 hingga 2020. Gletser-gletser yang mencair diperkirakan mencapai 58 ton tiap tahun - setara dengan jumlah volume air yang dikonsumsi di Prancis dan Spanyol bersama-sama.
Banyak orang juga bergantung pada gletser sebagai sumber air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, dan dan penyusutannya bisa menyebabkan kelangkaan air bersih selama musim kemarau, kata Profesor Duncan Quinceys, ahli gletser dari Universitas Leeds yang tak terlibat dalam penelitian ini.
"Ini akan mengarah pada isu ketahanan pangan karena mereka menggunakan airnya untuk mengairi tanaman mereka," kata Quincey.
Follow Berita Okezone di Google News