"Untuk menghentikan semua bentuk pembunuhan gender terhadap perempuan dan anak perempuan, kami perlu menghitung setiap korbannya, di mana saja dan memperbarui pemahaman tentang risiko dan pemicu femisida, sehingga kita dapat merencanakan pencegahan dan respons peradilan pidana yang lebih baik dan lebih efektif," ujarnya.
Menurut laporan tersebut, Asia mencatat jumlah tertinggi pembunuhan gender yakni 17.800 kematian pada 2021.
Akan tetapi, perempuan dan anak perempuan di Afrika lebih berisiko dibunuh oleh pasangan mereka atau anggota keluarga lainnya.
Tingkat pembunuhan terkait gender di rumah diperkirakan sebesar 2,5 per 100.000 populasi perempuan di Afrika, dibanding dengan 1,4 di Amerika Serikat (AS), 1,2 di Oseania, 0,8 di Asia dan 0,6 di Eropa.
(Susi Susanti)