"Setidaknya 20% anak tidak sarapan dan pergi ke sekolah [dengan] perut kosong," menurut S Visvalingam, Presiden Food First Information & Action Network (FIAN), Sri Lanka.
Selama enam bulan terakhir, FIAN menyelenggarakan program sembako untuk anak-anak sekolah dasar dan menengah.
Anak-anak Sri Lanka juga menghadapi kekurangan gizi akibat inflasi. Visvalingam mengatakan lebih banyak siswa putus sekolah, terutama di daerah perkebunan teh yang paling parah terkena dampak di utara dan timur Sri Lanka.
"Program makanan sekolah ini, makanan yang terjamin setiap hari, membantu anak-anak ini kembali ke sekolah," katanya.
Namun, Visvalingam memperingatkan bahwa masalah Sri Lanka cenderung menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.
"Saya kira krisis keuangan tidak dapat diselesaikan dalam jangka pendek, dan selama periode ini masalah gizi hanya akan menjadi lebih buruk," katanya.
(Susi Susanti)