Share

Krisis Sri Lanka, Pemerintah Akhirnya Akui Malnutrisi Akut Melonjak Tajam

Susi Susanti, Okezone · Kamis 08 Desember 2022 11:29 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 08 18 2722992 krisis-sri-lanka-pemerintah-akhirnya-akui-malnutrisi-akut-melonjak-tajam-s7McZzsJu1.jpg Pemerintah Sri Lanka mengakui kasus malnutrisi akut melonjak tajam (Foto: Reuters)

SRI LANKA- Setelah sempat menyangkal, pejabat pemerintah Sri Lanka akhirnya mengakui krisis malnutrisi akut yang terus meningkat.

Data terbaru dari Biro Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan menunjukkan stunting, tinggi badan rendah menurut usia, kurus dan berat badan rendah menurut tinggi badan pada anak-anak telah meningkat secara signifikan dalam satu tahun terakhir.

Pada Oktober lalu, pemerintah mengatakan akan menggandakan inisiatifnya untuk membagikan makan siang gratis di sekolah dan membagikan suplemen untuk balita.

Baca juga: Derita Anak-Anak Kelaparan karena Harga Makanan Melambung Tinggi Akibat Krisis Sri Lanka

Seperti diketahui, makanan telah menjadi pusat krisis ekonomi Sri Lanka. Pendapatan menyusut dan harga pangan melonjak. Keluarga terpaksa melewatkan waktu makan dan kelaparan.

 Baca juga: Sri Lanka Pertimbangkan Ekspor Ganja Demi Bantu Ekonomi yang Hancur

Banyak anak di desa menjadi lebih sering sakit sekarang. Dokter di wilayah tersebut mengatakan bahwa mereka melihat lebih banyak pasien yang lebih muda yang tidak cukup makan.

Badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNICEF memperkirakan sekitar 56.000 anak di negara ini menderita kekurangan gizi akut yang parah.

Menurut angka Program Pangan Dunia (WFP) terbaru, sekitar sepertiga rumah tangga di Sri Lanka tidak memiliki sumber makanan yang aman dan hampir 70% mengurangi ukuran makanan.

Follow Berita Okezone di Google News

"Setidaknya 20% anak tidak sarapan dan pergi ke sekolah [dengan] perut kosong," menurut S Visvalingam, Presiden Food First Information & Action Network (FIAN), Sri Lanka.

Selama enam bulan terakhir, FIAN menyelenggarakan program sembako untuk anak-anak sekolah dasar dan menengah.

Anak-anak Sri Lanka juga menghadapi kekurangan gizi akibat inflasi. Visvalingam mengatakan lebih banyak siswa putus sekolah, terutama di daerah perkebunan teh yang paling parah terkena dampak di utara dan timur Sri Lanka.

"Program makanan sekolah ini, makanan yang terjamin setiap hari, membantu anak-anak ini kembali ke sekolah," katanya.

Namun, Visvalingam memperingatkan bahwa masalah Sri Lanka cenderung menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.

"Saya kira krisis keuangan tidak dapat diselesaikan dalam jangka pendek, dan selama periode ini masalah gizi hanya akan menjadi lebih buruk," katanya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini