UKRAINA – Perdana Menteri (PM) Ukraina Denys Shmyhal, pada Senin (12/12/2022) mengatakan Ukraina membutuhkan bantuan cepat senilai USD1 miliar (Rp15 triliun) untuk mengembalikan jaringan listrik dan sistem pemanas terpusat ke operasi normal.
Shmyhal, dalam pidatonya pada pertemuan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), mengatakan serangan udara Rusia dalam beberapa pekan terakhir telah merusak setengah dari fasilitas infrastruktur utama negara itu.
Dia mengatakan pekerjaan restorasi membutuhkan proses tiga tahap.
BACA JUGA: Pakai Drone Kamikaze, Rusia Serang Jaringan Listrik di Odesa Ukraina
"Tetapi prioritas utama sekarang adalah tahap bertahan hidup - dengan cepat memulihkan infrastruktur penting dan sektor energi untuk melewati musim dingin," kata Shmyhal dalam pertemuan tersebut, dikutip laporan media dan saluran Telegramnya sendiri.
BACA JUGA: Bersumpah Terus Serang Jaringan Listrik Ukraina, Putin: Siapa yang Memulai?
"Perkiraan biaya bantuan mendesak untuk sektor listrik mencapai USD500 juta (Rp7,8 triliun) ," lanjutnya, dikutip Reuters.
"Perkiraan biaya bantuan mendesak untuk sektor pemanas terpusat mencapai lebih dari USD500 juta (Rp7,8 triliun),” ujarnya.
Dalam pidatonya kepada OECD, Shmyhal mengutip tokoh Bank Dunia yang mengatakan Ukraina membutuhkan USD349 miliar (Rp5.469 triliun) untuk melanjutkan pekerjaan restorasi pada Juni lalu.
Seperti diketahui, Rusia telah meluncurkan serangan rudal dan drone ke fasilitas energi Ukraina dan situs lainnya hampir setiap minggu sejak Oktober lalu.
Pakar energi telah bekerja untuk memulihkan jaringan di kota Laut Hitam Odesa setelah serangan yang terjadi pada akhir pekan lalu di dua fasilitas yang menyebabkan 1,5 juta pelanggan tanpa listrik dan membuat pelabuhannya tidak berfungsi untuk sementara.
(Susi Susanti)