Wakil Presiden RMS Watilette yang mewakili Presiden RMS Tutuhatunewa berusaha memotivasi anggota RMS untuk tetap memperjuangkan gagasan mendirikan negara sendiri. Watilette mengakui kondisi keuangan RMS sedang kritis sehingga harus meminta sumbangan dari anggota, Yayasan, organisasi dan gereja karena mereka sudah tidak lagi mendapat bantuan sumbangan dari Pemerintah Belanda.
"Gangguan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) tutut dipantau di Belanda. Meski jumlah aktivis OPM hanya sekitar 1.000 orang,” ujar Suhartoyo, kegiatan yang mereka lakukan mampu menarik perhatian publik.
“Semisal bulan Mei 2003, mereka mengadakan kongres Papua di Kota Leiden. Lalu pada tanggal 15 November 2005 mereka mendompleng acara peluncuran buku sejarah Papua karya Profesor PJ. Drooglever di Perpustakaan Negara di Den Haag. Mereka berusaha memasukan isu kemerdekaan Papua sebagai agenda pembahasan di Uni Eropa,” kata Suhartoyo.
(Awaludin)