Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada Selasa hanya orang yang kematiannya disebabkan oleh pneumonia dan gagal napas setelah tertular virus yang diklasifikasikan sebagai kematian akibat COVID.
Jumlah kematian mungkin meningkat tajam dalam waktu dekat, dengan Global Times yang dikelola pemerintah mengutip pakar pernapasan terkemuka China yang memprediksi lonjakan kasus parah di Beijing selama beberapa minggu mendatang.
"Kita harus bertindak cepat dan menyiapkan klinik demam, sumber daya pengobatan darurat dan parah," kata Wang Guangfa, pakar pernapasan dari Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, kepada surat kabar itu.
Kasus yang parah naik menjadi 53 di seluruh China pada Selasa, dibandingkan dengan peningkatan 23 kasus hari sebelumnya. China tidak memberikan angka absolut dari kasus yang parah.
Wang memperkirakan gelombang COVID akan memuncak pada akhir Januari, dengan kemungkinan kehidupan akan kembali normal pada akhir Februari atau awal Maret.
NHC juga mengecilkan kekhawatiran yang diajukan oleh Amerika Serikat dan beberapa ahli epidemiologi atas potensi virus untuk bermutasi, dengan mengatakan kemungkinan strain baru yang lebih patogen rendah.
Paul Tambyah, Presiden Masyarakat Mikrobiologi Klinis dan Infeksi Asia Pasifik, mendukung pandangan tersebut.
"Saya tidak berpikir bahwa ini merupakan ancaman bagi dunia," katanya. "Kemungkinan virus itu akan berperilaku seperti setiap virus manusia lainnya dan beradaptasi dengan lingkungan tempat ia bersirkulasi dengan menjadi lebih mudah menular dan kurang ganas."