Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tingga Badan Nyaris 3 Meter, Lelaki Asal Ghana Ini Digadang-gadang Jadi Pria Paling Tinggi di Dunia

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 04 Januari 2023 |14:17 WIB
Tingga Badan <i>Nyaris</i> 3 Meter, Lelaki Asal Ghana Ini Digadang-gadang Jadi Pria Paling Tinggi di Dunia
Pria asal Ghana disebut-sebut sebagai pria tertinggi di dunia (Foto: BBC)
A
A
A

  • Lidah menjulur

Awuche mulai menyadari tingginya terus bertambah saat ia berusia 22 tahun dan tinggal di ibu kota Accra.

Ia pindah ke sana untuk mencoba membangun hidup di kota besar, di mana saudara laki-lakinya tinggal, setelah menamatkan SMA.

Dia sempat bekerja sebagai pemotong daging, demi menabung untuk mengikuti kelas di sekolah mengemudi.

Tetapi suatu pagi ia bangun dengan kebingungan.

“Saya menyadari lidahku menjulur dalam mulutku hingga saya susah bernapas [dengan baik],“ ujarnya.

Ia kemudian pergi ke farmasi setempat untuk membeli obat. Namun, beberapa hari setelahnya, ia mulai mengamati seluruh bagian tubunya mulai bertumbuh besar.

Ketika keluarga dan teman-temannya berkunjung dari desa ke kotanya, mereka semua berkomentar tentang pertumbuhannya yang cepat.

Pada titik inilah ia mulai menyadari bahwa secara perlahan, ia mulai berubah menjadi raksasa.

Ia jauh lebih tinggi dibandingkan semua orang, hingga ia harus mencari pertolongan medis karena pertumbuhannya membawa komplikasi lain.

Awuche memiliki tulang punggung melengkung secara aneh.

Hal tersebut merupakan salah satu gejala paling terlihat dari kondisinya, yakni sindrom Marfan, sebuah gangguan genetik yang mempengaruhi jaringan-jaringan ikat tubuh.

Penyakit ini membuat anggota badan Awuche tumbuh secara abnormal.

Komplikasi lebih serius mencakup cacat jantung.

Para dokter mengatakan ia perlu menjalani operasi bedah di otaknya untuk menghentikan pertumbuhan.

Tetapi asuransi kesehatan publik Ghana tidak dapat membiayai operasi ini, karena hanya mencakup perawatan umum.

Untuk setiap kunjungan ke rumah sakit, Awuche harus mengeluarkan biaya USD50 (Rp779.042).

Berbagai masalah kesehatan yang ia derita akhirnya membuatnya kembali ke desa, tempat ia tinggal enam tahun lalu. Ia pun terpaksa meninggalkan mimpinya untuk menjadi supir.

”Saya berencana masuk sekolah mengemudi, tetapi ketika saya memundurkan kursi mobil, saya tidak bisa memegang setir. Saya tidak bisa meregangkan kaki saya karena lutut saya akan terbentur setir,” paparnya.

Dia sekarang tinggal bersama saudara laki-lakinya dan mencari nafkah dengan mendirikan usaha kecil yang menjual pulsa.

Tingginya juga membuat Awuche sulit bersosialisasi.

“Dulu saya sering bermain bola seperti pemuda lain, dulu saya atletik tetapi sekarang bahkan saya tidak bisa berjalan jarak dekat,” jelasnya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement