Share

Bukan Akibat Perubahan Iklim, Gunung Es Seukuran London Pecah di Antartika

Susi Susanti, Okezone · Kamis 26 Januari 2023 10:15 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 26 18 2753278 bukan-akibat-perubahan-iklim-gunung-es-kira-kira-seukuran-london-pecah-di-antartika-EYqucLYsfG.jpg Gunung es kira-kira seukuran London pecah di Antartika (Foto: Twitter/AFP)

ANTARTIKA - Sebuah gunung es yang hampir seukuran London Raya pecah dari Rak Es Brunt di Antartika pada Minggu (22/1/2023).

Menurut Survei Antartika Inggris, para ilmuwan pertama kali menemukan retakan signifikan di lapisan es pada satu dekade lalu. Namun dalam dua tahun terakhir ada dua retakan besar. Stasiun Penelitian BAS Halley terletak di Rak Es Brunt dan ahli glasiologi mengatakan bahwa stasiun penelitian tersebut aman.

Gunung es itu berukuran sekitar 600 mil persegi, atau 1550 kilometer persegi. Para peneliti mengatakan peristiwa ini telah diperkirakan dan bukan akibat dari perubahan iklim.

 BACA JUGA: Peneliti Ungkap Gunung Es Terbesar Antartika Terbelah Jadi Dua, Apa Penyebabnya?

“Peristiwa melahirkan anak ini telah diperkirakan dan merupakan bagian dari perilaku alami Rak Es Brunt. Itu tidak terkait dengan perubahan iklim. Tim sains dan operasional kami terus memantau lapisan es secara real-time untuk memastikan keamanannya, dan untuk menjaga pengiriman sains yang kami lakukan di Halley,” terang Profesor Dominic Hodgson, ahli glasiologi BAS dalam rilis berita, dikutip CNN.

BACA JUGA:  Meteorit Langka Nyaris 8 Kg Ditemukan di Antartika, Salah Satu Meteorit Terbesar yang Pernah Ditemukan

Pecahnya gunung es ini terjadi di tengah batas es laut yang mencapai rekor terendah di Antartika, di mana saat itu sedang musim panas.

“Sementara penurunan luas es laut Antartika selalu curam sepanjang tahun ini, tahun ini sangat cepat,” terang para ilmuwan di Pusat Data Salju dan Es Nasional melaporkan pada awal Januari lalu.

Follow Berita Okezone di Google News

“Dan pada akhir Desember, Antartika batas es laut berada di titik terendah dalam catatan satelit 45 tahun,” lanjutnya.

Para peneliti di pusat data mengatakan es laut yang rendah sebagian disebabkan oleh suhu udara yang lebih hangat dari suhu normal, yang naik hingga 2 derajat Celcius di atas rata-rata di atas Laut Ross pada November dan Desember tahun lalu. Angin kencang juga mempercepat penurunan es laut.

Data terbaru menunjukkan es laut belum pulih, menunjukkan benua itu bisa mengakhiri musim panas dengan rekor baru untuk tahun kedua berturut-turut.

Seperti diketahui, antartika telah mengalami roller-coaster luas es laut selama beberapa dekade terakhir, berayun liar dari rekor tertinggi ke rekor terendah. Berbeda dengan Arktik, di mana para ilmuwan mengatakan perubahan iklim mempercepat dampaknya, luas es laut Antartika sangat bervariasi.

"Ada kaitan antara apa yang terjadi di Antartika dan tren pemanasan umum di seluruh dunia, tapi itu berbeda dari apa yang kita lihat di gletser gunung dan apa yang kita lihat di Kutub Utara," ujar Ted Scambos, ahli glasiologi di University of Colorado Boulder dan ilmuwan utama di National Snow and Ice Data Center, kepada CNN.

Data satelit yang terbentang hingga 1978 menunjukkan bahwa wilayah tersebut masih memproduksi rekor luas es laut baru-baru ini pada 2014 dan 2015. Kemudian tiba-tiba anjlok pada 2016 dan tetap lebih rendah dari rata-rata sejak saat itu.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini