IRAN - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan upaya diplomatik untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir harus dimulai kembali. Dia memperingatkan bahwa Teheran telah mengumpulkan cukup bahan untuk beberapa senjata nuklir.
Berbicara menjelang kunjungan yang direncanakan ke Teheran, Grossi mengatakan kepada subkomite Parlemen Eropa di Brussel pada Rabu (25/1/2023) bahwa Iran belum membuat senjata nuklir dan Barat harus melipatgandakan upaya untuk menghentikannya.
Uranium yang diperkaya hingga lebih dari 90% dapat dijadikan senjata. Grossi menjelaskan Iran memiliki 70 kilogram (154 pon) uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60% dan 1.000 kilogram hingga kemurnian 20%.
BACA JUGA: PBB: Iran Mulai Perkaya Uranium hingga 60 Persen Kemurnian di PLTN Fordow
Menurut rencana, Kepala IAEA menuju ke Teheran pada Februari mendatang untuk dialog politik yang sangat dibutuhkan meskipun Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), kesepakatan nuklir yang ditandatangani dengan Iran pada 2015, berada dalam kondisi yang sangat buruk.
BACA JUGA: Kim Jong-un Serukan Peningkatan Besar-besaran Senjata Nuklir Korut di Tengah Ancaman Korsel dan AS
Grossi menggambarkan JCPOA sebagai "cangkang kosong," mengatakan aktivitas diplomatik yang terkait dengan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 hampir tidak ada.
“Tidak ada yang menyatakannya mati, tapi tidak ada kewajiban yang dikejar, dan setiap batasan yang ada di JCPOA telah dilanggar beberapa kali,” terangnya.
Tahun lalu, IAEA meminta Iran menjelaskan mengapa jejak uranium terdeteksi di tiga wilayah yang seharusnya tidak didedikasikan untuk kegiatan nuklir. Iran membalas dengan melepas 27 kamera IAEA.
Follow Berita Okezone di Google News