Share

Punya 1.070 Kg Uranium Kemurnian 60% dan 20%, IAEA: Iran Kumpulkan Cukup Bahan untuk Membuat Senjata Nuklir

Susi Susanti, Okezone · Kamis 26 Januari 2023 10:40 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 26 18 2753293 iaea-iran-punya-1-070-kg-uranium-dengan-kemurnian-60-dan-20-cukup-untuk-membuat-senjata-nuklir-8kuYoxSaaE.jpg Kepala IAEA Rafael Grossi (Foto: Anadolu Agency)

IRAN - Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan upaya diplomatik untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir harus dimulai kembali. Dia memperingatkan bahwa Teheran telah mengumpulkan cukup bahan untuk beberapa senjata nuklir.

Berbicara menjelang kunjungan yang direncanakan ke Teheran, Grossi mengatakan kepada subkomite Parlemen Eropa di Brussel pada Rabu (25/1/2023) bahwa Iran belum membuat senjata nuklir dan Barat harus melipatgandakan upaya untuk menghentikannya.

Uranium yang diperkaya hingga lebih dari 90% dapat dijadikan senjata. Grossi menjelaskan Iran memiliki 70 kilogram (154 pon) uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60% dan 1.000 kilogram hingga kemurnian 20%.

BACA JUGA:  PBB: Iran Mulai Perkaya Uranium hingga 60 Persen Kemurnian di PLTN Fordow

Menurut rencana, Kepala IAEA menuju ke Teheran pada Februari mendatang untuk dialog politik yang sangat dibutuhkan meskipun Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), kesepakatan nuklir yang ditandatangani dengan Iran pada 2015, berada dalam kondisi yang sangat buruk.

BACA JUGA: Kim Jong-un Serukan Peningkatan Besar-besaran Senjata Nuklir Korut di Tengah Ancaman Korsel dan AS

Grossi menggambarkan JCPOA sebagai "cangkang kosong," mengatakan aktivitas diplomatik yang terkait dengan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 hampir tidak ada.

“Tidak ada yang menyatakannya mati, tapi tidak ada kewajiban yang dikejar, dan setiap batasan yang ada di JCPOA telah dilanggar beberapa kali,” terangnya.

Tahun lalu, IAEA meminta Iran menjelaskan mengapa jejak uranium terdeteksi di tiga wilayah yang seharusnya tidak didedikasikan untuk kegiatan nuklir. Iran membalas dengan melepas 27 kamera IAEA.

Follow Berita Okezone di Google News

Pada Selasa (24/1/2023), Grossi mengatakan bahwa langkah tersebut membuat agensinya "buta" pada beberapa aspek, termasuk berapa banyak material, peralatan, dan sentrifugal yang ada saat ini.

Kantor berita Fars melaporkan pada Rabu (25/1/2023), kunjungan yang direncanakan Grossi dikonfirmasi oleh Mohammad Eslami, Kepala badan atom Iran, yang mengatakan Teheran mengharapkan kunjungan dari kepala IAEA.

Penurunan dalam upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu terjadi pada saat meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Uni Eropa (UE) telah memediasi pembicaraan tidak langsung antara Washington dan Teheran yang bertujuan untuk meluncurkan kembali kesepakatan nuklir, tetapi negosiasi terhenti setelah pemerintah Iran menuntut jaminan lebih lanjut.

Pembicaraan kemudian dihentikan total oleh protes nasional di Iran setelah kematian Mahsa Jina Amini yang berusia 22 tahun pada September tahun lalu.

“JCPOA tidak masuk dalam agenda selama berbulan-bulan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada Selasa (24/1/2023).

Pemerintahan Biden juga memberlakukan sanksi terhadap Teheran menyusul tindakan keras pemerintah terhadap pengunjuk rasa, termasuk eksekusi terhadap mereka yang dituduh terlibat.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini