JAKARTA – Special Air Service (SAS) adalah pasukan khusus militer Inggris yang diorganisir dan dilatih untuk operasi khusus, pengawasan, dan kontra terorisme.
Pasukan khusus ini merupakan bagian dari United Kingdom Special Forces (UKSF). Layanan khusus yang ditawarkan berupa kapal khusus, resimen pengintaian khusus, grup pendukung pasukan khusus, resimen sinyal integral, dan sayap udara.
BACA JUGA:Â Sekilas Tentang SAS, Satuan Elite Dunia
Sebagai pasukan khusus layanan udara, SAS terdiri atas empat skuadron. Di mana masing-masing skuadron terdiri dari sekitar 60 orang dengan 4 pasukan khusus berspesialis dalam bidang keahlian tertentu.
Sejarah Terbentuknya SASÂ
SAS pertama kali dibentuk sebagai Komando 62 pada Juli 1941 oleh David Stirling di Afrika Utara selama Perang Dunia II. Pasukan tersebut mendapat tugas untuk melakukan serangan skala kecil di belakang garis musuh.
Di akhir peperangan, SAS terus berkembang menjadi sebuah brigade dengan beberapa aksinya di Italia, Prancis, Belanda, dan Jerman.
Namun, tak lama setelah perang berakhir, tepatnya pada1945, SAS dibubarkan. Barulah sekitar dua tahun kemudian, pasukan khusus ini kembali dibentuk.
BACA JUGA:Â Cerita Pasukan Elit Inggris Menyamar Jadi Perempuan untuk Kabur dari Afghanistan
Melansir laman Britannica, selama Darurat Malaya di 1950, satu skuadron SAS dikerahkan ke Malaya untuk melawan pemberontak komunis Tiongkok. Misi ini dilakukan dengan menembus jauh ke dalam hutan untuk menemukan dan menghancurkan pangkalan musuh.
SAS juga pernah menjalani misi di Kalimantan untuk melawan serangan Indonesia terhadap sisi pulau Malaysia. Hal tersebut mendukung kemampuan operasi hutan pasukan SAS terus berkembang.
Follow Berita Okezone di Google News
Pasukan khusus milik Inggris ini juga terbukti efektif di Timur Tengah seperti yang terjadi pada 1958, dimana dua skuadron SAS membantu sultan Oman menangani pemberontak suku. Ketika itu, di sebuah medan pegunungan tandus Gunung Al-Akhdar massif, SAS melancarkan serangan kilat yang dengan cepat membuat musuh kewalahan.
SAS juga berperan dalam kampanye Aden (1964–1967) di Yaman Selatan. Mereka mengembangkan taktik pengawasan perkotaan yang mampu memikat para pemberontak bersenjata terjerat ke dalam penyergapan. Taktik ini menggunakan umpan petugas SAS tanpa senjata.
Pada 1970, SAS kembali ke Oman untuk membantu sultan baru melawan pemberontakan yang didukung komunis Tiongkok di Dhofar Provinsi
SAS diberi pelatihan dan berjuang bersama angkatan bersenjata sultan dalam mengumpulkan kelompok pejuang musuh yang menyerah (disebut Firqats) menggunakan patroli kecil SAS, petugas medis, dan dokter hewan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan lokal
Komitmen operasional terlama SAS yaitu di Irlandia Utara selama masa konflik yang disebut dengan The Troubles antara akhir 1960-an hingga 1998. Operasi SAS di Irlandia Utara belangsung dari 1969 hingga 2007.
Ketika operasi militer berakhir, SAS berfokus untuk melawan Provisional Irish Republican Army (PIRA)
Meskipun tim-tim kecil telah bekerja secara rahasia sejak awal Troubles, baru pada 1976 penempatan resmi resimen diumumkan. Operasi intelijen yang dilakukan berupa pengawasan , dan pemogokan untuk mendukung Royal Ulster Constabulary
SAS meraih kesuksesan pada 1987, ketika pasukan khusus ini berhasil menyergap tim mortir PIRA saat menyerang kantor polisi di Loughgall.
Pada 1988 SAS melakukan operasi kontroversial di Gibraltar, dimana pembunuh PIRA ditembak mati di depan publik. Mengharuskan penyelidikan publik terus berjalan hingga mempertanyakan taktik SAS selama beroperasi.
Tahun-tahun berikutnya, SAS lebih banyak menangani kasus penangkapan teroris dan lebih sedikit menggunakan taktik mematikan.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.