Sementara itu, Stoltenberg mengatakan kepada wartawan bahwa pengoperasian balon China di atas wilayah udara Amerika menegaskan pola perilaku Republik Rakyat China.
“China secara substansial membangun kekuatan militernya, termasuk senjata nuklir, tanpa transparansi apapun. Balon ini menegaskan kontrol China atas Laut Cina Selatan dan mengancam Taiwan, mencoba mengambil alih kendali atas infrastruktur penting, termasuk di negara-negara NATO, menekankan warganya sendiri dan menginjak-injak hak asasi manusia serta memperdalam kemitraan strategisnya dengan Rusia,” paparnya.
Komunitas intelijen Amerika telah menyimpulkan bahwa balon mata-mata China yang dicurigai telah melakukan perjalanan melintasi benua Amerika adalah bagian dari program pengawasan eksternal yang dioperasikan oleh militer China.
Di Pentagon, juru bicara Departemen Pertahanan Brigjen Pat Ryder mengatakan secara keseluruhan ada lima balon pemantau dari Republik Rakyat China yang terbang di atas wilayah udara Amerika. Ia tidak merinci jalur balon-balon itu atau apakah wilayah Amerika yang dilintasi itu adalah fasilitas militer.