Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Komandan Laskar Hizbullah Kiai Saifuddin Zuhri Tolak Pemberian Pangkat Militer

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Kamis, 16 Februari 2023 |06:05 WIB
Kisah Komandan Laskar Hizbullah Kiai Saifuddin Zuhri Tolak Pemberian Pangkat Militer
dok: Perpustakaan PBNU/NU Online
A
A
A

JAKARTA - Kiai Saifuddin Zuhri merupakan sosok ulama yang dapat menjadi rujukan otoritatif, khususnya yang terkait perjuangan pesantren, santri, para kiai, dan Nahdlatul Ulama.

Kiai Saifuddin Zuhri juga ikut berjuang secara fisik. Rekam sejarah pergerakan nasional dicatat dan ditulis dengan baik oleh Kiai Saifuddin Zuhri.

(Baca juga: 4 Pahlawan yang Gugur Dieksekusi oleh Penjajah, Salah Satunya Oppa Korea)

Lintasan sejarah tersebut dapat dibaca dari karyanya Guruku Orang-orang dari Pesantren, buku memoar tebalnya berjudul Berangkat dari Pesantren, serta karya-karya lainnya.

Melansir NU Online, Rabu (15/2/2023), pria kelahiran Sokaraja, Banyumas pada 1 Okrober 1919 itu merupakan sosok yang terbilang lengkap. Ia seorang ulama, perjuang kemerdekaan, wartawan, politikus, dan birokrat. Semua perannya itu ia lakukan demi bangsa dan negara.

Di dalam tubuh NU, ia bersama KH Wahid Hasyim mengembangkan jaringan NU di berbagai daerah. Dalam catatan Munawir Aziz (Pahlawan Santri: Tulang Punggung Pergerakan Nasional, 2016), Kiai Saifuddin Zuhri sebagai pejuang kemerdekaan melawan kolonial pernah menjadi target operasi intelijen Belanda.

Saat itu dia dianggap buron sejak 21 Desember 1948. Bersama anak dan istrinya yang sedang hamil tua, ia menyusuri tebing curam dan licin selama beberapa bulan dengan melewati lebih dari 22 desa sebagai tempat perlindungan dari kejaran tentara Belanda.

Perjuangan militer ia lakukan ketika mengomando Laskar Hizbullah (laskar militer santri) yang kerap berbarengan dengan pasukan pimpinan Jenderal Soedirman.

Seperti para gurunya di pesantren yang tak kalah besarnya dalam perjuangan memerdekakan bangsa, Kiai Saifuddin Zuhri tidak mau terbuai dengan tawaran jabatan militer oleh pemerintah.

Dalam buku karyanya Berangkat dari Pesantren (LKiS, 2013), Kiai Saifuddin Zuhri pernah didatangi utusan Menteri Pertahanan Amir Syarifuddin untuk menawarkan jabatan militer.

Dari utusan tersebut, Kiai Saifuddin Zuhri diberitahu bahwa dirinya telah diangkat menjadi opsir Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan pangkat Letnan Kolonel (Letkol). Namun, ia memilih untuk tidak menerima tawaran tersebut.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement