WASHINGTON – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan Menlu China Wang Yi tidak meminta maaf atas penerbangan balon raksasa China yang diduga mata-mata dan ditembak jatuh AS.
Hal ini diungkapkan Blinken saat wawancara dengan NBC. "Saya mengatakan kepadanya secara sederhana bahwa itu tidak dapat diterima dan tidak akan pernah terjadi lagi," kata Blinken, mengacu pada pelanggaran wilayah udara AS oleh balon tersebut.
"Tidak ada permintaan maaf," lanjutnya, seraya menambahkan bahwa dia belum berdiskusi dengan Wang untuk menjadwal ulang perjalanannya ke China.
BACA JUGA: Disinggung Reaksi Berlebihan, China: AS Jangan Manfaatkan Isu Balon Udara untuk Manipulasi Politik
Pertemuan Blinken dan Wang terjadi beberapa jam setelah Wang mengecam AS, menuduhnya melanggar norma internasional dengan perilaku "histeris" dengan menembak jatuh balon.
BACA JUGA: Kian Tegang, AS: Balon China Dilengkapi Banyak Antena Kumpukan Data Intelijen dan Sinyal Komunikasi
“Mengirim jet tempur canggih untuk menembak jatuh balon dengan rudal, perilaku seperti itu tidak dapat dipercaya, hampir histeris,” kata Wang.
"Ada begitu banyak balon di seluruh dunia, dan berbagai negara memilikinya. Jadi, apakah Amerika Serikat akan menembak jatuh semuanya?" terangnya.
China bereaksi dengan marah ketika militer AS menjatuhkan balon setinggi 60 meter pada 4 Februari lalu. China berdalih balon itu digunakan untuk memantau kondisi cuaca dan telah terbang keluar jalur. Washington mengatakan itu jelas balon pengintai dengan undercarriage besar yang menahan barang elektronik.
Penerbangan balon bulan ini di atas wilayah AS memicu kegemparan di Washington dan membuat Blinken menunda kunjungan yang direncanakan ke Beijing. Perjalanan 5-6 Februari itu akan menjadi yang pertama oleh menteri luar negeri AS ke China dalam lima tahun dan dilihat oleh kedua belah pihak sebagai kesempatan untuk menstabilkan hubungan yang semakin tegang.
Seperti diketahui, Washington telah berharap untuk menempatkan "dasar" di bawah hubungan yang mencapai titik terendah yang berbahaya pada bulan Agustus dengan reaksi China terhadap kunjungan Taiwan oleh Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi.
Namun Craig Singleton, pakar China di Foundation for Defense of Democracies di Washington, mengatakan sementara komentar Wang di konferensi kemungkinan ditujukan untuk menangkis rasa malu atas insiden balon, kurangnya tanggapan yang kuat dari Washington meningkatkan keinginan China untuk mengambil risiko perselisihan di masa depan.
"Pertemuan Blinken dan Wang tidak akan mengubah lintasan ke bawah dalam hubungan AS-China. Jelas hampir tidak ada kepercayaan antara kedua belah pihak," terangnya.
(Susi Susanti)