Dia menyebut peralihan keyakinannya ini sebagai "Kembali ke Timur" dan kembali ke "identitas primordialnya".
“Untuk memulai hidup baru saya sebagai seorang Muslim, saya merasa penting untuk kembali ke timur — untuk pulang,” tulis Heagy.
“Ke tempat di mana perjalanan saya ke dalam Islam dimulai sekira dua puluh tahun yang lalu di sebuah pusat Islam kecil di sebuah kota universitas di sabuk karat Appalachia.”
Heagy, atau Abdul Latif menjelaskan pandangannya ini dengan mengutip ayat dari kitab suci Alquran.
“Dan ˹ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari keturunan anak-anak Adam keturunan mereka dan menyuruh mereka bersaksi tentang diri mereka sendiri. ˹Allah bertanya,˺ “Bukankah Aku Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Ya, Engkau! Kami bersaksi." ˹Dia memperingatkan,˺ "Sekarang Anda tidak berhak mengatakan pada Hari Penghakiman, 'Kami tidak mengetahui hal ini.'" — (Qur'an 7:172).
Heagy menulis bahwa bagi seorang mualaf memeluk Islam bukanlah sebuah konversi, tetapi lebih kepada ‘kembali’ ke Islam, yang diyakini sebagai keyakinan primordial manusia.
“Sebuah proses panjang untuk Kembali," tulisnya.
(Rahman Asmardika)