WASHINGTON - Pejabat Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa lebih dari 100.000 tentara Ukraina telah tewas sejak pecahnya konflik dengan Rusia pada Februari 2023, demikian dilaporkan Politico tanpa menyebutkan sumbernya.
Washington prihatin dengan kurangnya amunisi, pertahanan udara, dan tentara berpengalaman di pihak Ukraina menjelang rencana serangan balasan besar-besaran, yang diperkirakan akan terjadi pada Mei, menurut laporan media AS itu pada Rabu, (15/3/2023).
“Lebih dari 100.000 pasukan Ukraina telah tewas dalam perang selama setahun, pejabat AS memperkirakan, termasuk tentara yang paling berpengalaman,” tulis Politico.
“Banyak dari kerugian ini terjadi di Bakhmut,” tambah laporan tersebut, sebagaimana dilansir RT.
Bakhmut, yang diperebutkan mati-matian oleh Rusia dan Ukraina adalah benteng utama Ukraina dan pusat logistik di Republik Rakyat Donetsk. Pasukan Rusia telah maju ke Bakhmut sejak Agustus tahun lalu, dan saat ini, menurut kepala perusahaan militer Swasta Wagner, Yevgeny Prigozhin hampir sepenuhnya mengepung kota itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali menegaskan bahwa dia tidak akan menyerahkan Bakhmut, meskipun ada laporan ketegangan dengan pejabat AS, yang diduga mendesak pasukan Ukraina untuk mundur dan mengurangi kerugiannya. Awal pekan ini, Zelensky kembali mengatakan bahwa pertahanan Bakhmut akan diperkuat.
Pada Senin, (13/3/2023) Washington Post melaporkan: "Pejabat AS dan Eropa memperkirakan bahwa sebanyak 120.000 tentara Ukraina telah tewas atau terluka sejak dimulainya invasi Rusia awal tahun lalu."
Follow Berita Okezone di Google News