Dia mengatakan kelompok tentara bayaran Wagner, yang mengaku memimpin serangan Rusia untuk Bakhmut - pertempuran perang terpanjang dan paling berdarah - bertanggung jawab atas 11 pembunuhan itu.
Satu laporan PBB yang dikeluarkan pada Jumat (24/3/2023) mengklaim personel militer Ukraina telah menjadikan tawanan perang ancaman pembunuhan, eksekusi palsu atau ancaman kekerasan seksual. Beberapa pemukulan "murni pembalasan".
"Dalam beberapa kasus, petugas memukuli tawanan perang dengan mengatakan: 'Ini untuk Bucha',” ungkap laporan tersebut yang mengutip perkataan para tahanan, mengacu pada sebuah kota dekat Kyiv di mana pasukan Rusia dituduh melakukan kekejaman yang meluas.
"Sebelum menginterogasi, mereka menunjukkan gagang kapak yang berlumuran darah sebagai peringatan," kata laporan itu mengutip seorang POW Rusia.
"Interogasi berlangsung sekitar satu jam dan mereka menggunakan listrik enam kali, setiap kali mereka mengira saya berbohong," ujar tahanan tersebut, menurut laporan tersebut.
POW Ukraina yang dikutip dalam laporan itu mengatakan mereka menjadi sasaran penyiksaan, kekerasan seksual, kekurangan makanan dan air, dan tidak diberi perawatan medis.
Mereka mengatakan mereka disiksa dan dianiaya untuk mendapatkan informasi atau sebagai bentuk hukuman.