Putin mengatakan pekan lalu bahwa Moskow telah mentransfer sistem rudal jarak pendek Iskander ke Belarusia. Perangkat ini dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau konvensional. Namun, pemimpin Rusia itu mengatakan dia tidak akan mengalihkan kendali senjata nuklir taktis ke Lukashenko, menyamakan langkah itu dengan praktik Washington menempatkan senjata nuklir di Eropa untuk mencegah negara tuan rumah, seperti Jerman, melanggar komitmen mereka sebagai kekuatan non-nuklir.
Namun, baik Rusia maupun Ukraina langsung menolak proposal tersebut.
Penasihat Presiden Senior Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan tidak mungkin ada gencatan senjata sementara pasukan Rusia terus menduduki wilayah Ukraina.
“Setiap gencatan senjata berarti hak [Federasi Rusia] untuk tinggal di wilayah pendudukan. Ini benar-benar tidak dapat diterima,” teraangnya.
Kremlin juga mengesampingkan proposal tersebut pada Jumat (31/3/2023). “Dalam konteks Ukraina, tidak ada yang berubah. Operasi militer khusus terus berlanjut karena saat ini itulah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang dihadapi negara kita,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam panggilan rutin dengan wartawan, merujuk pada invasi dengan frase propaganda Rusia.
(Susi Susanti)