Pihaknya juga mengapresiasi orkestrasi mata uang bersama negara-negara BRICS, yakni Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang dilakukan pemerintah Tiongkok.
"Karena ini menjadi harapan baru bagi Bangsa-Bangsa Asia Afrika. Seperti halnya Cita-Cita yang dahulu pernah dirintis oleh Presiden Soekarno dalam Konferensi Asia-Afrika," tuturnya.
Dia mengungkap, LPOI dan LPOK bersama NCC mendesak Pemerintah Indonesia dan Tiongkok untuk segera mewujudkan cita-cita pengembangan peradaban yang ekologis yang lebih maju dan lebih baik.
Pihaknya juga mengusulkan inisiasi Program Bersama terkait dengan pengembangan Solar Cell, Optimalisasi Teknologi Digital berbasis 5G, dan Pengembangan Tradisional Medichine.
Sejalan dengan itu, Ketua Dewan Pembina NCC, Imam Pituduh menambahkan, dunia membutuhkan terwujudnya Peradaban Ekologis atau Ecological Civilization). Sebabnya, bangsa-bangsa di seluruh dunia sedang bergerak menuju fase ini seiring dengan ekstrimnya kerusakan bumi.
"Melalui optimalisasi Kekuatan Ormas-Ormas Islam dan Ormas-Ormas Keagamaan di Indonesia dengan Jejaring, Ekosistem dan Komunitas yang dimilikinya, adalah potensi yang dapat di optimalkan untuk membangun peradaban ekologis, mempercepat pengentasan kemiskinan dan membangun interkoneksi Indonesia-Tiongkok dalam Bisnis, Pendidikan, Sosial dan Budaya, secara terpadu dan berkelanjutan," katanya.
Dalam Seremoni acara Tadarus Peradaban juga dilakukan penyerahan sejumlah donasi dan beasiswa santri sebagai komitmen Pemerintah Tiongkok untuk mendukung pengembangan Sumberdaya Manusia Indonesia.
Acara Tadarus Peradaban dihadiri oleh Pimpinan Ormas Ormas Islam Indonesia, Pimpinan Ormas Keagamaan, Pimpinan Organisasi masyarakat, dan Santri pondok persantren.
(Nanda Aria)