Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kata-Kata Ajaib Jenderal Kopassus Taklukkan Pimpinan GAM Paling Dicari

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Minggu, 23 April 2023 |10:34 WIB
Kata-Kata Ajaib Jenderal Kopassus Taklukkan Pimpinan GAM Paling Dicari
Sutiyoso dan Refly Harun. (Foto: Youtube Refly Harun)
A
A
A

JAKARTA - Letjen TNI (Purn) Sutiyoso tak mau tinggal diam ketika masyarakat Aceh dibuat resah oleh sisa-sisa kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Nurdin Ismail alias Din Minimi. Dia pun bergerak ke hutan belantara di pedalaman Aceh untuk menemui dua pentolan GAM tersebut.

Padahal, kala itu Sutiyoso tak lagi bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Dia mengemban tugas baru sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Usianya pun tak lagi muda.

Berbicara dalam kanal YouTube Refly Harun, Sutiyoso mengatakan situasi belum aman di Aceh dan Papua. Untuk itu, dia berinisiatif menyelesaikan masalah di Aceh terlebih dahulu karena hanya menyisakan satu kelompok.

”Din Minimi, kelompok GAM yang masih ada jumlahnya 120 orang. Nama aslinya Nurdin, sedangkan Minimi itu sebutan senjata tangguh. Sudah empat tahun lebih dia diburu aparat,” ucap Sutiyoso.

Sutiyoso, Din Minimi jadi pimpinan kelompok bersenjata mantan anggota GAM yang paling dicari, usai penandatanganan kesepakatan Helsinki di Finlandia pada 15 Agustus 2005.

Din beraksi meresahkan masyarakat dan aparat. Tidak sedikit masyarakat maupun aparat keamanan yang menjadi korban keganasan kelompok ini.

Masuk ke hutan belantara Aceh, Sutiyoso ditemani dua anak buahnya yakni Kapten Desna dan Sersan Wayan. Pria kelahiran Semarang itu lantas masuk ke hutan untuk mencari tempat persembunyian Din Minimi.

Setelah perjalanan panjang dengan medan yang berat, akhirnya markas Din Minimi ditemukan di tengah hutan. Sutiyoso bercerita, dia tiba di gubuk Din pukul 6.30 petang dengan kondisi gelap gulita. Kedatangan Sutiyoso disambut Din dengan senjata yang siap diletuskan.

“Dia di atas pakai kaos loreng, celana loreng, dan senjata sudah ditrigger senjatanya,” ucapnya.

Din tak sendiri, dia ditemani ratusan pengikutnya dengan bersenjata lengkap. Mereka langsung mengepung Bang Yos bersama dua anak buahnya.

“Akhirnya saya bertiga saja. Kita ke tempat dia. Dikepung 120 orang di tempat Din Minimi. Kalau mau populer bantai saja atau saya disandera tetapi kan saya bukan bonek (bondo nekat). Saya ada latar belakang, ada keyakinan gitu,” ucap dia.

Saat situasi terdesak itulah kemampuan lapangan Sutiyoso berpengaruh besar membalikkan situasi. Dengan senjata yang sudah dikokang dan siap diletuskan tersebut, Sutiyoso kemudian mengajak kelompok tersebut untuk berdialog.

“Saat itu saya bawa pistol, anak buah saya bawa AK. Saya juga bawa cadangan magazine penuh, sudah saya kokang saya kunci. Untuk jaga-jaga,” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Bang Yos itu dengan tenang dan penuh kewaspadaan tinggi melakukan strategi soft approach atau persuasif dan mengajak Din Minimi serta pengikutnya berdialog. Kata-kata itu secara ‘ajaib’ mampu membuat tenang Din Minimi.

”Sempat saya ngomong, Din, aku ini hanya 3 orang mana menang lawan 120 orang. Kenapa saya berani, karena saya percaya kamu, maka saya minta kamu percaya juga,” ucap dia.

”Tapi aku juga ngomong, Din, aku bertiga bawa senjata enggak apa-apakan? Itu semuanya saya declare aja, supaya dia paham macam-macam, kamu mati juga, kira-kira begitu. Saya bilang sama mereka jangan konyol,” kata Bang Yos.

Upaya Sutiyoso menaklukkan Din Minimi dan pengikutnya akhirnya berhasil tanpa letusan peluru dan satupun korban jiwa setelah berdialog cukup panjang dan alot. Din Minimi akhirnya menyerah dan mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

“Jam 5 pagi dia baru final menyerah. Walaupun dia kaku tapi sempat bilang kepada anak buahnya untuk menyerah. Kemudian 10 orang membawa senjata 60 senjata, diserahkan langsung ke Jakarta diantar bupatinya,”kata Sutiyoso.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement