JAKARTA – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melancarkan aksi terorisme terhadap TNI di Mugi, Nduga pada Sabtu, 5 April. Aksi kelompok separatis itu mengakibatkan gugurnya sejumlah prajurit dan hilangnya sejumlah senjata api milik TNI.
Tidak hanya itu, KKB Papua juga memamerkan senjata yang telah mereka rampas dan jazad seorang prajurit. Kelompok itu juga mengklaim telah merampas puluhan senjata milik TNI.
Berikut 4 fakta terkait penyerangan KKB di Nduga:
1. 9 Pucuk Senjata Api Hilang
Menurut keterangan dari Panglima Kodam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, Sembilan pucuk senjata organik TNI-AD yang hilang di Mugi yaitu lima pucuk SS2 V1 100 IAR, dua pucuk senpi FN Minimi serta mouser dan SS2 V5 masing-masing satu pucuk.
"Senjata api yang hilang itu merupakan senjata organik TNI-AD, " ujar Pangdam XVII Cenderawasih seusai memimpin serah terima jabatan pejabat di lingkungan Kodam XVII Cenderawasih, dilansir Antara di Jayapura, Selasa (9/5/2023).
2. 5 Prajurit Gugur
Dari data yang telah terungkap, anggota yang meninggal tercatat lima orang dari Satgas Yonif R 321/GT.
Terdapat 5 Prajurit yang gugur dalam insiden itu, termasuk salah seorang prajurit yang sebelumnya jatuh ke dalam jurang di kawasan Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
3. Seorang Pilot Ditawan
Sejak 7 Februari lalu, Pilot Susi Air, Philip Mehrtens disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoyo.
Philip mendaratkan peswat penumpang di landasa Paro, Nduga. Tak lama setelah itu, pesawatnya diserbu oleh KKB dan Ia pun diculik. Philip disandera untuk dijadikan sebagai alat negosiasi dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Papua.
TNI-Polri terus berupaya untuk membebaskannya. Saat ini Pangdam Cenderawasih terus berupaya untuk mengedepankan negosiasi.
4. TNI-AD berupaya kembalikan senjata yang dirampas
TNI-AD terus berupaya untuk mengambil kembali senjata yang telah dirampas oleh KKB. Upaya tersebut dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang dapat ditimbulkan oleh KKB apabila mendapat tambahan senjata api.
"Berbagai upaya saat ini sudah dilakukan agar senpi organik TNI-AD itu dapat kembali,” Ucap Pangdam XVII Cenderawasih.
(Rahman Asmardika)