Saat itu, Linda bersama 9 orang temannya yang sama-sama berasal dari Jawa Barat hendak pergi ke Arab Saudi lewat bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kesembilan temannya yakni CN (29), KR (28), AA (38), ER (22), ES (37), DCH (41), EL (37) dan NE (25).
Mereka dinyatakan ilegal, setelah tak bisa memperlihatkan kelengkapan persyaratan untuk bekerja di Arab Saudi.
"Ya menyesal juga, kalau tahu kayak gini enggak akan," ucapnya.
Dia mengungkapkan keberangkatannya ke Arab Saudi berawal dari tawaran seorang wanita bernama Yeni. Dia mengaku dari perusahaan penyalur yakni PT Alsafah.
Dia tergiur karena diiming-imingi gaji sebesar 1.400 real (mata uang Arab Saudi) atau bila dirupiahkan sekitar Rp 5,5 juta.
Linda bersama temannya itu juga difasilitasi oleh penyalur, mulai dari visa, paspor, tes kesehatan hingga memberikan uang untuk keluarganya. Bahkan, dia tak mengeluarkan uang sepeser pun.
"Pertama hasil chek medical dan paspornya setelah itu dikasih Rp2 juta, saya dijanjikannya dikasih Rp6 juta untuk keluarga. Terus saya telpon ke keluarga uangnya uang turun semua," ungkapnya.
Dengan iming-iming itu, dia pun menjadi percaya. Ditambah, ada testimoni dari temannya yang mengaku pernah bekerja di luar negeri lewat perusahaan penyalur tersebut.
"Ada temen saya yang sudah ke sana ada yang sudah lolos ke sana sudah ada tiga bulanan lah ke sana, sponsornya sama, PT-nya juga sama, yah saya non (pengalaman). Jadi saya enggak tahu apa-apa, daftar saja daftar," kata dia.
"Karena melihat teman ya sudah ada tiga bulan bisa video call sama anaknya ya lancar-lancar saja," tambahnya.
Sebagai modal, dia hanya diminta foto copy KTP, Kartu Keluarga (KK) dan izin suami. Selain dari suami, dia juga sudah mendapatkan izin dari pihak keluarga.