Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Marah Gara-Gara Ponsel Disita, Siswi Bakar Asrama, Tewaskan 19 Orang

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 24 Mei 2023 |07:56 WIB
Marah Gara-Gara Ponsel Disita, Siswi Bakar Asrama, Tewaskan 19 Orang
Foto: Reuters.
A
A
A

GEORGETOWN - Kebakaran di asrama sekolah di Guyana yang menewaskan 19 anak dimulai oleh seorang siswi yang marah karena ponselnya disita, kata polisi pada Selasa, (23/5/2023). Kebakaran pada Senin, (22/5/2023) lewat tengah malam itu menewaskan anak-anak, kebanyakan gadis pribumi, sebagian besar di lokasi kejadian.

"Seorang siswi diduga melakukan pembakaran yang menghancurkan karena ponselnya diambil oleh ibu asrama dan seorang guru," kata polisi dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Reuters.

David Adams, walikota Mahdia, kota tempat sekolah itu berada, sebelumnya mengkonfirmasi dugaan keterlibatan siswa tersebut kepada Reuters dan mengatakan dia tidak terluka dalam kebakaran itu.

Dia menambahkan dia tidak bisa memastikan apakah siswa itu berada dalam tahanan pemerintah. Pernyataan polisi tidak menyebutkan penangkapan.

Beberapa siswa mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka terbangun oleh jeritan dan melihat api dan asap di area kamar mandi asrama, kata polisi.

Ahli patologi pemerintah yang melakukan post-mortem pada enam mayat pada Senin malam menyebutkan penyebab kematian mereka karena menghirup asap dan luka bakar, tambah polisi.

Tiga belas set jenazah telah dipindahkan ke ibu kota Georgetown untuk identifikasi DNA. Hampir 30 anak lainnya dirawat di rumah sakit.

Menteri Pendidikan Priya Manickchand sebelumnya menolak untuk membahas dugaan keterlibatan siswa tersebut.

Ditanya tentang tuduhan bahwa asrama tidak dilengkapi dengan sistem alarm kebakaran modern dan bahwa siswa tidak dilatih dalam latihan kebakaran, Manickchand mengatakan kepada Reuters "semua itu sedang diselidiki dan laporan akan dikeluarkan setelah selesai. Apa yang harus dilakukan ini adalah peningkatan di seluruh sektor."

Spesialis luka bakar, psikiater, dan staf medis lainnya merawat anak-anak yang terluka dan keluarga mereka, tambahnya.

Korban termuda adalah anak laki-laki berusia lima tahun dari pengurus asrama. Semua korban lainnya adalah perempuan, dan termasuk beberapa saudara kandung dan setidaknya sepasang saudara kembar.

Presiden Irfaan Ali bertemu dengan beberapa orang tua korban pada Senin setelah mengunjungi rumah sakit Mahdia, dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement