Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kebijakan Perubahan Status Pendemik Covid-19 Menjadi Endemik

Opini , Jurnalis-Sabtu, 17 Juni 2023 |15:30 WIB
Kebijakan Perubahan Status Pendemik Covid-19 Menjadi Endemik
Ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
A
A
A

Herd immunity mempunyai peranan kunci dalam peralihan dari pandemik COVID-19 ke endemik. Membangun herd imunity dapat dilakukan dengan dua mekanisme yaitu membentuk imunitas aktif dan imunitas pasif pada individu8. Imunitas aktif adalah imunitas yang didapatkan dari tubuh diri sendiri seseorang sementara imunitas pasif adalah imunitas yang didapatkan dari luar tubuh seseorang.

Sejarah imunisasi adalah sejarah panjang yang dimulai dengan imunisasi untuk mencegah cacar pada abad ke-10, kemudian berkembang menjadi imunisasi terapeutik aktif dan pasif di abad ke-19. Pemberian imunogen kepada tubuh seseorang yang berasal dari agen penyebab penyakit yang “dilemahkan” kemampuannya adalah bentuk imunisasi aktif. Sementara pemberian suatu antibodi yang sudah terbentuk dari seseorang penderita penyakit kepada orang sehat adalah bentuk imunisasi pasif8. Bagaimana mekanisme imunitas aktif dan pasif membentuk herd imunity?

Imunitas aktif

 

Imunitas aktif mulai terjadi di dalam tubuh karena adanya keterpaparan agen penyakit. Ada dua mekanisme keterpaparan tubuh oleh agen penyakit yaitu terjadi secara alami dan non alami. Secara alami terjadi apabila seseorang kontak dan terpapar dari orang sakit sehingga agen penyakit masuk ke dalam tubuh orang sehat kemudian tubuh membentuk imunitas. Non alami terjadi apabila secara sengaja memasukkan agen penyakit yang sudah dilemahkan virulensinya ke dalam tubuh melalui vaksinasi.

Rentang waktu status pandemik memberikan dampak tehadap imunitas aktif alami, semakin lama waktu pandemik maka akan semakin besar peluang terbangun imunitas aktif. Ini dapat dipahami karena semakin panjang waktu pandemik maka semakin besar peluang seseorang untuk kontak dengan penderita. Dalam kondisi kontak dengan penderita namun dosis infeksi dari agen penyakit tidak mencukupi untuk menimbulkan infeksi atau tidak pathogen memberikan peluang kepada tubuh untuk membentuk kekebalan dalam melawan agen penyakit. Pandemik COVID-19 sudah berjalan selama 4 tahun maka peluang teciptanya imunitas aktif pada setiap individu semakin besar.

Pemberian vaksin (imunisasi) kepada individu adalah pemberian imunitas non alami. Imunitas didapatkan dari hasil rekaya dengan memasukkan agen penyakit yang telah dilemahkan virulensinya9. Dalam kondisi ini, tubuh dapat membentuk imunitas untuk melawan agen penyakit sudah kondisi sudah lemah yang masuk ke dalam tubuh. Semakin sering diberikan vaksinasi maka peluang seseorang mendapatkan imunitas semakin besar, bahkan bisa sampai pada status kekebalan penuh (booster). Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan mewajibkan setiap penduduk untuk mendapatkan imunisasi COVID-19 merupakan langkah yang tepat dalam menciptakan imunitas aktif. 

Imunitas Pasif

Keberhasilan pemerintah meningkatkan angka kesembuhan penderita COVID-19 berdampak terciptanya imunitas pasif kepada penderita yang telah sembuh, sekaligus memutus mata rantai penularan virus COVID-19 dari penderita ke orang lain. Intervensi pengobatan memberikan dampak terbentuknya imunitas, sehingga semakin banyak orang yang sembuh dari COVID-19 maka semakin besar peluang terbentuknya imunitas pasif.

Salah satu bentuk intervensi adalah terapi plasma konvalesen. Terapi plasma konvalesen adalah memberikan plasma kepada orang yang sakit, plasma tersebut berasal dari plasma penderita COVID-19 yang sudah baru saja sembuh.

Plasma konvalesen dapat menetralisasi patogenitas agen penyakit dengan menstransfer antibodi yang terkandung dalam konvalesen kepada penderita. Membangun imunitas pasif dengan cara ini sudah dilakukan pada saat terjadinya pandemik flu Spanyol tahun 1918 dan dianggap berhasil selain menurunkan tingkat kematian sekaligus menciptakan imunitas10.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement