Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Khawatir Oksigen Menipis, Tim Penyelamat Kapal Selam yang Hilang Perluas Area Pencarian

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 22 Juni 2023 |10:44 WIB
Khawatir Oksigen Menipis, Tim Penyelamat Kapal Selam yang Hilang Perluas Area Pencarian
Kapal selam wisata hilang di Samudra Atlantik (Foto: Reuters)
A
A
A

NEW YORK Tim penyelamat telah memperluas area pencarian kapal selam yang hilang dmenjadi dua kali ukuran negara bagian Connecticut di Amerika Serikat (AS).

Lebih banyak kapal dan kendaraan bawah air akan bergabung dalam pencarian pada Kamis (22/6/2023).

Penjaga Pantai AS mengatakan lebih banyak suara telah terdeteksi dalam pencarian kapal selam yang hilang pada Minggu (18/6/2023) saat menyelam untuk melihat lokasi bangkai kapal Titanic.

Kapten Jamie Frederick mengatakan mereka tidak tahu suara apa itu dan angkatan laut AS membantu menganalisisnya.

Berbicara selama konferensi pers di Boston, Kapten Frederick mengatakan sebuah pesawat pencari Kanada telah menangkap suara-suara bawah air pada Selasa (20/6/2023) dan Rabu (21/6/2023).

Itu telah mendorong tim pencari untuk mengalihkan fokusnya ke area di mana suara-suara itu terdeteksi.

Tapi masih belum jelas suara apa itu dan pencarian bawah air di area tempat mereka terdeteksi belum menghasilkan apa-apa.

Dia mengatakan dengan kedatangan lebih banyak kapal dan kendaraan bawah air, operasi pencarian juga akan dilanjutkan di tempat pencarian semula dilakukan. Luas keseluruhan laut yang dijelajahi sekitar 26.000 km persegi (10.000 mil persegi).

"Anda selalu memiliki harapan," kata Kapten Frederick, dikutip BBC.

"Ini adalah operasi pencarian dan penyelamatan 100%,” lanjutnya.

Saat ini ada lima kapal permukaan yang terlibat dalam pencarian, dengan lima lagi menuju ke daerah tersebut dalam waktu sekitar satu hari.

Sementara itu, dua kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) yang mencari di bawah air akan bergabung dengan beberapa lagi pada Kamis pagi.

"Kami sedang mencari di mana suara-suara itu terdeteksi. Pagi hari kami akan melanjutkan pencarian di sana dan menempatkan ROV tambahan di tempat pencarian semula dilakukan," katanya.

Sebelumnya pada Rabu (21/6/2023), Laksamana Muda John Mauger dari Penjaga Pantai AS mengatakan kepada BBC bahwa kapal selam dapat memiliki sisa oksigen kurang dari 20 jam, berdasarkan perkiraan awal 96 jam.

“Salah satu faktor yang membuat sulit untuk memprediksi berapa banyak oksigen yang tersisa adalah kita tidak mengetahui tingkat konsumsi oksigen per penumpang di kapal selam tersebut,” ujarnya.

Di atas kapal sepanjang 21 kaki terdapat juga pengusaha Inggris Hamish Harding, pengusaha Inggris-Pakistan Shahzada Dawood dan putranya Suleman, mantan penyelam angkatan laut Prancis Paul-Henry Nargeolet dan CEO OceanGate - yang mengoperasikan kapal selam - Stockton Rush.

Namun Oisin Fanning, yang pernah melakukan perjalanan laut dalam ke bangkai kapal Titanic sebelumnya dan mengetahui beberapa penumpang kapal selam yang hilang, mengatakan kepada BBC bahwa kru akan memahami cara memaksimalkan pasokan oksigen mereka.

Fanning mengatakan mereka yang berada di kapal akan melalui pelatihan ketat sebelumnya dan "akan segera berusaha untuk menghemat oksigen."

Dr Kenneth LeDez, Direktur Center for Offshore and Remote Medicine dan ahli pengobatan hiperbarik di Memorial University di St John's, Newfoundland, mengatakan kepada BBC bahwa ada kemungkinan awak kapal dapat bertahan bahkan saat pasokan oksigen berkurang, tergantung kebugaran awak dan kondisinya dalam kapal selam.

Meskipun tidak mungkin untuk mengetahui kondisi yang tepat di dalam, Dr LeDez mengatakan para kru kemungkinan akan menghadapi peningkatan kadar karbon dioksida dan juga dapat menghadapi suhu dingin, bersamaan dengan penurunan kadar oksigen.

Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat menyebabkan hipotermia dan kehilangan kesadaran, katanya. Tapi kondisi ini belum tentu mematikan dan metabolisme mereka melambat karena dingin bisa membantu mereka bertahan lebih lama.

"Mereka sangat pintar... orang-orang yang sangat berprestasi di sana," katanya.

"Jika ada yang bisa bertahan di dalamnya, ya orang-orang ini,” ujarnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement