UKRAINA – Rencana penggunaan nuklir di perang Rusia-Ukraina menarik perhatian dunia internasional. Banyak negara khawatir jika Rusia benar-benar menggunakan nuklir di invasi yang telah dilakukan Rusia pada 24 Februari 2022 lalu tersebut.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak mengesampingkan kemungkinan itu.
"Saya khawatir Putin menggunakan senjata nuklir taktis," kata Presiden AS minggu ini, dikutip BBC. Dia percaya bahaya itu "nyata".
Pekan lalu, majalah Rusia Profile menerbitkan sebuah artikel oleh pakar kebijakan luar negeri dan pertahanan terkemuka Rusia, Sergei Karaganov. Karaganov yang hawkish adalah ketua kehormatan Presidium Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan. Singkatnya, dia terhubung dengan baik dengan mereka yang berkuasa di sini.
Dalam artikel itu, Karaganov mengatajan untuk "mematahkan kehendak Barat", Rusia "harus menjadikan pencegahan nuklir sebagai argumen yang meyakinkan lagi dengan menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir".
“Musuh harus tahu bahwa kami siap untuk memberikan serangan pre-emptive sebagai pembalasan atas semua tindakan agresinya saat ini dan di masa lalu untuk mencegah terjadinya perang termonuklir global. Tapi bagaimana jika mereka tidak mundur? Dalam hal ini, kita harus mencapai banyak target di sejumlah negara untuk membawa mereka yang kehilangan akal sehat,” terangnya.
Sejak tahun lalu, warga dunia seolah sudah terbiasa dengan senjata nuklir dari Moskow. Dan Presiden Putin telah mengkonfirmasi bahwa Rusia telah menempatkan gelombang pertama senjata nuklir taktis di Belarusia, sebuah langkah yang menurut pemimpin Rusia dirancang untuk mengingatkan siapa pun yang berpikir untuk menimbulkan kekalahan strategis pada kami.