Saat remaja, beliau mengembara selama baberapa tahun ke Hadramaut, Yaman, untuk belajar agama, sekaligus menelusuri jejak leluhurnya, Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Shohib Ratib Haddad, yang hingga kini masih dibaca sebagian besar kaum muslimin Indonesia. Ia menetap beberapa tahun lamanya, setelah itu kembali ke tempat kelahirannya, di Ulu, Palembang.
Masyarakat datang ke makam Mbah Priok ada yang sekadar bersilahturahmi, berdoa hingga sekadar minum “mata air barakah” yang diyakini memiliki khasiat seperti air zam-zam di area makam. Pengunjungnya bukan hanya dari lokal, tapi ada juga dari luar negeri.
Habib Hubah Al Haddad merupakan salah satu ulama penyebar Islam di Jakarta. Digelari Mbah Priok karena menurut riwayat ia sosok yang memberikan nama Tanjung Priok.
(RIN)
(Rani Hardjanti)