Selain kematian di Uzbekistan, setidaknya 70 anak meninggal di Gambia tahun lalu setelah mengonsumsi sirup obat batuk buatan perusahaan lain di India yang ditemukan terkontaminasi racun, dan sirup obat batuk tercemar buatan india dikaitkan dengan kematian lebih dari 200 anak di sana.
Kematian tersebut mendorong penyelidikan internasional ke dalam rantai pasokan farmasi.
Standar internasional hanya mengizinkan jumlah jejak EG dan DEG dalam propilen glikol tingkat farmasi. Batasan untuk versi kelas industri atau komersial tidak seketat itu, karena tidak boleh tertelan oleh manusia.
India mewajibkan perusahaan untuk menguji sirup obat batuk mereka sebelum ekspor mulai Juni.
(Rahman Asmardika)