Parakitri dalam bukunya “Kusni Kasdut” menyatakan, Kusni bukan berasal dari Blitar dan Malang. Kusni lahir di Desa Bayan Patikrejo Kabupaten Tulungagung. Kendati demikian publik terlanjur lebih mempercayai Kusni Kasdut berasal dari Blitar.
Yang tidak banyak diketahui, pada peristiwa 10 November 1965 di Surabaya, Kusni Kasdut ikut berjuang di garda depan. Ia juga berjuang pada saat agresi Militer Belanda.
Petualangan Kusni Kasdut sebagai penjahat besar akhirnya berakhir. Setelah Presiden Soeharto menolak grasi yang diajukan, pada 6 Februari 1980 Kusni Kasdut menjalani eksekusi hukuman mati.
(Qur'anul Hidayat)