JAKARTA – Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi akan mengirimkan munisi tandan (cluster munition) ke Ukraina sebagai bagian dari dari paket keamanan senilai USD800 juta untuk mendukung Kyiv melawan Rusia. Langkah Washington ini mendapat kecaman dari kelompok hak asasi manusia (HAM) dan penentangan dari sekutu NATO AS karena senjata tersebut telah dilarang oleh lebih dari 100 negara.
Larangan terhadap munisi tandan diberlakukan oleh banyak negara karena sifat mengerikan senjata itu, yang tidak memandang bulu korbannya.
Munisi tandan adalah metode untuk menyebarkan sejumlah besar bom kecil dari roket, misil, atau peluru artileri dengan menebarnya di tengah penerbangan di area yang luas.
Bom-bom tersebut dimaksudkan untuk meledak saat benturan tetapi sebagian besar bom itu "tidak berguna", yang berarti mereka tidak meledak pada awalnya - ini terjadi terutama jika mendarat di tanah basah atau lunak.
Munisi yang “tidak berguna” itu dapat meledak di kemudian hari saat diambil atau diinjak, membunuh atau melukai korban.
Dari perspektif militer, munisi tandan bisa sangat efektif ketika digunakan melawan pasukan darat yang bertahan dengan menggali parit dan posisi yang dibentengi, membuat area yang luas menjadi terlalu berbahaya untuk bergerak sampai dibersihkan dengan hati-hati.
Lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman, telah menandatangani perjanjian internasional - Konvensi Munisi Tandan - yang melarang penggunaan atau penimbunan senjata ini karena efeknya yang membabi buta terhadap penduduk sipil.
Anak-anak sangat rentan terhadap cedera karena bom-bom tersebut dapat menyerupai mainan kecil yang ditinggalkan di area pemukiman atau lahan pertanian dan sering diambil karena penasaran.
Kelompok hak asasi manusia menggambarkan munisi tandan sebagai "menjijikkan" dan bahkan kejahatan perang.
Baik Rusia maupun Ukraina telah menggunakan munisi tandan sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.
Kedua negara yang bertikai itu tidak menandatangani Konvensi Munisi Tandan, begitu juga dengan Amerika Serikat. Namun, Washington sebelumnya telah mengkritik penggunaan senjata Rusia secara ekstensif.
Munisi tandan Rusia dilaporkan memiliki "tingkat tak berguna" sebesar 40%, yang berarti jumlah besar tetap menjadi bahaya di darat, sedangkan tingkat tak berguna rata-rata diyakini mendekati 20%.
Pentagon memperkirakan bom clusternya sendiri memiliki tingkat tak berguna kurang dari 3%.
Efek langsung dari keputusan AS mengirimkan munisi tandan ke Ukraina adalah merobohkan sebagian besar landasan moral yang digunakan Washington dalam perang ini. Berbagai dugaan kejahatan perang Rusia didokumentasikan dengan baik, tetapi langkah ini kemungkinan akan menimbulkan tuduhan kemunafikan AS.
Munisi tandan adalah senjata yang mengerikan dan sembarangan yang dilarang di sebagian besar dunia karena alasan yang baik. Langkah AS ini pasti akan membuat Washington berselisih dengan sekutu Baratnya, yang menolak penggunaan senjata tersebut. (dka)
(Fahmi Firdaus )