JENEWA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan atas pembunuhan setidaknya 87 orang yang ditemukan di kuburan massal di wilayah Darfur Barat, Sudan.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Türk telah menuntut penyelidikan yang cepat, menyeluruh dan independen atas penemuan suram di luar ibu kota kawasan El-Geneina.
Tuntutan Türk datang tak lama sebelum Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengatakan pihaknya meluncurkan penyelidikan baru atas dugaan kejahatan perang di Sudan, setelah 90 hari meningkatnya kekerasan antara faksi yang bertikai dari Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Kepala Kejaksaan ICC Karim Khan membuat pengumuman tersebut dalam sebuah laporan kepada Dewan Keamanan PBB pada Kamis (13/7/2023), dengan mengatakan “kita berada di tengah bencana manusia.”
Menurut Human Rights Watch, di dalam kuburan massal terdapat jenazah etnis Masalit yang bersama komunitas non-Arab lainnya sering menjadi sasaran milisi Arab, didukung oleh RSF.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB dalam sebuah pernyataan pada Kamis (13/7/2023) mengatakan jenazah iduga dibunuh pada bulan lalu oleh RSF paramiliter dan milisi sekutu mereka.
“Menurut informasi kredibel yang dikumpulkan oleh Kantor, mereka yang dimakamkan di kuburan massal dibunuh oleh RSF dan milisi sekutu mereka sekitar 13-21 Juni di distrik Al-Madaress dan Al-Jamarek El-Geneina,” kata pernyataan itu, dikutip BBC.