Pernyataan tersebut menambahkan bahwa jenazah termasuk korban kekerasan yang terjadi setelah pembunuhan Khamis Abbaker, Gubernur Darfur Barat, pada 14 Juni lalu, dan lainnya yang meninggal karena luka yang tidak diobati.
Türk mengutuk keras pembunuhan itu dan mengatakan dia "terkejut dengan cara orang mati yang tidak berperasaan dan tidak sopan, bersama dengan keluarga dan komunitas mereka, diperlakukan."
Dia mendesak RSF dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam konflik untuk mematuhi hukum internasional dan memfasilitasi pencarian segera bagi yang meninggal, serta pengumpulan dan evakuasi mereka, tanpa diskriminasi berdasarkan latar belakang etnis.
“Kepemimpinan RSF dan milisi sekutu mereka serta semua pihak dalam konflik bersenjata diperlukan untuk memastikan bahwa korban tewas ditangani dengan benar, dan martabat mereka dilindungi,” tegas Türk.
Darfur Barat tetap menjadi salah satu daerah yang paling dilanda konflik di wilayah Darfur Sudan, dengan sejarah panjang kekerasan yang parah.
Badan bantuan internasional Save the Children, pada Kamis (13/7/2023), mengatakan stafnya yang melarikan diri dari kota El Geneina, ibu kota Darfur Barat, melihat ratusan mayat, termasuk anak-anak, di sepanjang jalan.