Ketegangan terus meningkat hingga Minggu, (30/7/2023) yang berpuncak pada kematian komandan Fatah, Ashraf al-Armouchi, dan empat pembantunya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP, Fatah mengecam "kejahatan keji dan pengecut" yang bertujuan merusak "keamanan dan stabilitas" kamp-kamp Palestina di Lebanon.
"Keamanan kamp adalah garis merah, dan tidak diperbolehkan bagi siapa pun untuk mengintimidasi orang-orang kami dan merusak keamanan mereka," kata kepresidenan Palestina.
Selain enam orang tewas, tentara Lebanon juga terluka dalam kekerasan tersebut, kata tentara Lebanon.
Direktur Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di Lebanon (UNRWA), Dorothee Kraus, mengatakan semua operasi badan tersebut di kamp telah ditangguhkan.