JAKARTA - Ketua Umum Pemuda Perindo, Michael Victor Sianipar menyebutkan bahwa sudah saatnya untuk anak muda dapat bergerak dan berkarya serta menyuarakan aspirasinya melalui partai politik.
Hal tersebut disampaikan Michael kepada awak media di Ruang Auditorium DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) di Jalan Diponegoro nomor 29, Menteng Jakarta Pusat pada Jumat (18/8/2023).
"Satu pesan bagi pemuda di seluruh Indonesia adalah Partai Perindo sangat terbuka untuk partisipasi pemuda. Kami ingin dengar pendapat anda, ingin dengan suara anda, ingin dengar kekritisan anda," ujar Michael.
Ia menyebutkan bahwa Pemuda Perindo sebagai organisasi sayap Partai Perindo memiliki komitmen untuk menghasilkan para pemuda yang dapat bersama-sama bergerak untuk membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia.
BACA JUGA:
"Dan kita pastikan Partai Perindo dapat menjadi wadah dimana Pemuda bisa berekspresi dan pemuda benar-benar memiliki peran. Kita punya banyak potensi dari para pemuda yang ada tapi masih kurang wadah. Itulah satu visi yang Perindo punya dan akan kita wujudkan dalam pembinaan organisasi sayap kepemudaan," kata Michael Sianipar.
Michael juga mengajak untuk para pemuda Indonesia tidak pasif dan apatis terhadap politik, melainkan harus bergerak bersama untuk dapat menjadi pemimpin bangsa dengan bergabung ke partai politik.
"Supaya seterusnya pemuda Indonesia dapat mengambil peran untuk mengambil keputusan dan kebijakan baik di level nasional maupun daerah," jelas dia.
Michael Victor Sianipar meyakini bahwa permasalahan anak muda yang sering disebut acuh dengan politik itu keliru. Ia justru melihat ada potensi besar bagi anak muda dalam melakukan regenerasi kepemimpinan jika dikelola dengan baik.
BACA JUGA:
"Saya memiliki keyakinan pemuda di Indonesia sebenarnya sangat peduli dengan berbagai isu. Tapi mereka memiliki krisis kepercayaan terhadap institusi-institusi yang ada," ungkap Michael Sianipar.
Para pemuda kata Michael bukan apatis terhadap isu politik melainkan selama ini mereka belum memiliki kepercayaan sepenuhnya terhadap pemimpin atau institusi yang ada saat ini.
"Jadi bukannya mereka itu apatis atau tidak peduli terhadap permasalahan bangsa, mereka sebenarnya peduli, tapi mereka melihat pemimpin-pemimpin atau institusi yang ada tidak cukup untuk merepresentasikan mereka," terang Michael.